3. **Mobilisasi Massa dan Dana Kampanye**
  Golkar memiliki akses yang tak terbatas terhadap sumber daya finansial dan logistik. Mobilisasi massa dilakukan dengan intensif, dan dana kampanye yang melimpah digunakan untuk menarik dukungan masyarakat. Ini berbeda dengan partai-partai oposisi yang memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya.
4. **Pengaruh Media**
  Media massa pada masa itu sebagian besar berada di bawah kontrol pemerintah. Pemberitaan yang cenderung menguntungkan Golkar dan menjelekkan partai-partai oposisi memberikan keuntungan tambahan bagi Golkar dalam meraih suara.
### Dampak Overshooting Terhadap Politik Indonesia
1. **Penguatan Kekuasaan Orde Baru**
  Kemenangan besar Golkar dalam Pemilu 1997 memperkuat kekuasaan Orde Baru. Dengan menguasai mayoritas kursi di DPR, Golkar memiliki kendali penuh dalam proses legislasi dan pemerintahan. Ini membuat rezim Soeharto semakin kokoh.
2. **Pelemahan Oposisi**
  Fenomena overshooting menyebabkan oposisi semakin terpinggirkan. Partai-partai seperti PDI dan PPP kesulitan untuk menandingi dominasi Golkar, dan upaya mereka untuk memperjuangkan perubahan politik menjadi semakin sulit. PDI dan PPP pun lagi lagi menjadi pelengkap penderita, dan bahkan di Pulau Jawa pertarungan politik tidak seimbang antara Golkar dan PPP minus PDI.
3. **Ketidakpuasan Publik**
  Kecurangan dan manipulasi dalam pemilu memicu ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Banyak yang merasa bahwa pemilu tidak mencerminkan aspirasi mereka yang sebenarnya. Ketidakpuasan ini menjadi salah satu faktor yang mendorong munculnya gerakan reformasi pada tahun 1998.