Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Pertiwi

1 Agustus 2024   20:38 Diperbarui: 1 Agustus 2024   20:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di pelataran senja, rinduku berlabuh,

Pertiwi, kau tetap megah dalam benakku.

Di balik reruntuhan, kupandangi wajahmu,

Terpahat dalam serpihan harapan yang rapuh.

Oh Pertiwi, alammu dulu lestari,

Kini ternoda tangan-tangan serakah,

Hutan-hutan rimbamu yang permai,

Luruh dan hilang di telan rakusnya asa.

Di mana gema suara rakyatmu yang lantang?

Kini hanya bisikan kecil di tengah bising kota.

Kemerdekaan, kata sakti yang kau genggam,

Tertatih dalam langkah pemimpin yang goyah.

Generasi muda, penerus perjuangan,

Di mana nyala api semangat berkobar?

Tenggelam dalam lautan pragmatisme,

Lupa akan jati diri, hilang arah.

Darahmu menjadi air bagi tanah kami

Darahmu menjadi energi

Menumbuhkan para tunas-tunas baru

Generasi-generasi baru

 

Saksikanlah tanah juangmu kini

Kau akan terima keluh kesah dari pertiwi

Menantimu kembali

Sebagai pahlawan sejati

 

Di mana lagi keberanian?

Di mana lagi teriak semangat?

Di mana lagi sosokmu?

Hai pahlawanku

 

Ribuan hari berlalu

Jutaan hari terhitung

Namun, tak kutemui

Sosok sepertimu

Kita pernah berjaya, gagah melawan tirani,

Kini bertekuk lutut di hadapan harta dan kuasa.

Ketidakadilan merajalela, memecah belah kita,

Pertiwi, kau menangis dalam sunyi yang mendalam.

Rindu, rindu ini menghujam di kalbu,

Kuingin merengkuhmu dalam damai.

Namun, suara-suara ketidakadilan menderu,

Mengoyak asa yang tersisa, menghantam nurani.

Pertiwi, kuingat janji-janji perjuangan,

Demi masa depan anak cucu yang sejahtera.

Namun, di mana amanat suci itu kini?

Tertinggal dalam bayang kelam keserakahan.

Kita butuh kebangkitan jiwa,

Mengusir gelap dari tanah air tercinta.

Bangkitlah, generasi muda,

Bawa cahaya perubahan dalam langkahmu.

Rindu ini adalah suara hati yang menggema,

Memanggilmu, Pertiwi, dalam pelukan kasih.

Mari satukan tekad, rajut kembali cita-cita,

Bersama, kita jaga dan rawat Pertiwi tercinta.

Oh Pertiwi, dalam duka dan suka,

Kau tetap terindah di mata kami.

Rindu ini adalah cinta yang tak tergoyahkan,

Untukmu, Pertiwi, tempat kami berpulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun