Di sudut senja yang memerah jingga,
Kala mentari perlahan tenggelam di balik bukit,
Di situlah kutemukan secercah cahaya,
Sepercik harapan yang tak pernah pudar.
Angin lembut membelai wajah lelah,
Mengusik jiwa yang terpendam gelisah,
Seolah membisikkan mantra suci,
"Jangan pernah menyerah, meski badai terus menggejolak."
Harapan itu hadir dalam bisik-bisik,
Di antara desir ombak yang memecah karang,
Seakan lautan mengirimkan pesan rahasia,
Tentang keberanian dan kekuatan tanpa batas.
Di tengah malam yang sunyi mencekam,
Bintang-bintang berkilauan di langit kelam,
Seperti mata malaikat yang menjaga mimpi,
Menyulut asa di setiap mimpi yang tergenggam.
Saat langkah terasa berat meniti jalan,
Saat hati nyaris terjerat keputusasaan,
Harapan bagaikan mercusuar di tengah samudera,
Menuntun arah, memberikan cahaya di ujung gulita.
Ketika hidup seakan menjadi beban,
Sepercik harapan menyelinap di antara beban,
Mengalir dalam aliran darah yang menghangatkan,
Memberi kekuatan untuk bangkit dan berjuang.
Harapan tumbuh dari cinta dan keyakinan,
Dari doa yang terlantun dalam kesunyian malam,
Dari tangan-tangan yang saling menggenggam erat,
Dalam kebersamaan, kita temukan semangat.
Wajah-wajah penuh senyum di balik kesulitan,
Mata-mata yang berbinar meski tertutup air mata,
Mereka adalah cerminan dari harapan yang tak pernah pudar,
Mengguratkan kisah tentang keteguhan dan kepercayaan.
Sepercik harapan adalah doa yang tak berkesudahan,
Adalah kekuatan yang datang dari kedalaman jiwa,
Adalah cahaya yang takkan pernah redup,
Menjadi penuntun di setiap langkah dan waktu.
Serpihan malam
Getaran-getaran halus
Menggenggam lurus
Dalam detik ini
Ingin ku selimuti
Bayang-bayang sepi
Â
Aku kehilangan bayangmu
Kusapu bekas bayangmu
Aku masih seperti kemarin
Menanti dalam hening
Namun kau tak bergeming
Menuju ke arahku
Â
Entahlah... mungkin aku harus berlalu
Mengalah pada waktu
Karena aku didirimu
Hanya sebagai sosok semu
Aku cukup berdiri disini
Tanpa segala sesuatu tentangmu
Meski rintangan berdiri kokoh menghadang,
Meski kegelapan sering kali mengaburkan pandangan,
Harapan adalah bintang yang setia memandu,
Menunjukkan bahwa ada sinar di balik awan kelabu.
Di penghujung hari, saat kita menutup mata,
Harapan berbisik lembut di telinga,
"Teruslah bermimpi, teruslah berjuang,
Sepercik harapan akan selalu menyertai perjalananmu."
Dengan hati yang penuh percaya,
Dengan semangat yang tak pernah surut,
Kita arungi setiap gelombang kehidupan,
Bersama sepersik harapan, kita raih masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H