**Sebuah Potret Negeri**
Di tanah ini, banyak suara terkubur
Di antara gemuruh kota yang tak pernah tidur
Di mana janji-janji menggantung di udara
Seperti layang-layang putus tanpa arah
Para penguasa di menara gading
Memunggungi jerit tangis rakyat miskin
Mengumbar janji, menebar janah
Namun kenyataan hanya setitik ilusi
Jalanan penuh dengan derita tak bertepi
Anak-anak mengais sisa harapan di sudut sepi
Mimpi-mimpi besar tersandung realita pahit
Di mana ketidakadilan menjadi ritual sakral
Apa artinya kemerdekaan yang dirayakan meriah
Jika perut-perut tetap kosong dan jiwa-jiwa gundah
Jika suara hanya gema hampa di gedung mewah
Di mana kebenaran tercekik oleh kekuasaan yang bengis
Mari kita nyalakan lilin harapan
Di tengah gelap yang kian menelan
Mari kita suarakan jeritan dalam diam
Agar perubahan bukan lagi mimpi kelam
Ini bukan hanya puisi, ini adalah tangisan
Jeritan hati yang merindukan keadilan
Agar esok yang cerah tak hanya sebatas angan
Namun menjadi kenyataan di setiap pelataran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H