Di kota gemerlap dengan gedung-gedung tinggi, Â
Di bawah sinar lampu yang memancar terang, Â
Ada janji-janji manis berhembus di udara, Â
Menjanjikan kesejahteraan, kemakmuran, dan kebahagiaan.
Para pemimpin dengan suara lantang, Â
Mengumbar kata-kata penuh harapan, Â
Menjanjikan masa depan yang cerah, Â
Menyulut api mimpi di hati rakyat jelata.
Namun, di balik janji manis itu, Â
Ada realita pahit yang tersembunyi, Â
Korupsi merajalela, merusak tatanan, Â
Menelan kepercayaan, melumpuhkan harapan.
Di jalanan berdebu, rakyat merintih, Â
Dihimpit beban hidup yang kian berat, Â
Janji manis itu tak lagi terasa nyata, Â
Hanya ilusi yang menghiasi mimpi malam.
Pekerja keras di pabrik dan ladang, Â
Mengejar mimpi yang kian menjauh, Â
Janji manis tak kunjung terwujud, Â
Hanya menyisakan luka dan derita.
Kaum marhaen di pelosok desa, Â
Mengharap perubahan yang dijanjikan, Â
Namun janji manis itu hanya fatamorgana, Â
Yang menghilang saat dipegang.
Di gedung-gedung megah para pemimpin berdiskusi, Â
Merancang janji-janji baru yang menggiurkan, Â
Tapi suara rakyat tak pernah didengar, Â
Hanya jadi latar belakang kebisingan kota.
Kita berdiri di persimpangan sejarah, Â
Dengan janji manis yang terus menghantui, Â
Masa depan yang dijanjikan kian buram, Â
Dalam bayang-bayang realita yang tak berujung.
Di setiap musim kampanye,
Janji-janji berhamburan seperti hujan,
Manis di telinga, namun pahit di hati,
Saat kenyataan berbicara tanpa basa-basi.
Â
Mereka yang berkuasa,
Menyulam kata dengan indah,
Namun di balik layar,
Rakyat menangis dalam sunyi.
Â
Di bawah sinar kamera,
Segala nampak sempurna,
Namun di lorong-lorong sunyi,
Kejujuran terbungkus rapat oleh dusta.
Â
Kapan kita akan sadar,
Bahwa janji hanya sekedar janji,
Jika tidak diiringi tindakan nyata,
Yang berpihak pada mereka yang terluka?
Mari kita bangkit dari keterpurukan, Â
Menggenggam harapan di tangan kita sendiri, Â
Mewujudkan janji-janji yang nyata dan tulus, Â
Bukan sekadar kata-kata manis yang hampa.
Dengan semangat bersama, kita bisa, Â
Merajut masa depan yang lebih baik, Â
Menghapus janji manis yang palsu, Â
Membangun negeri dengan cinta dan kerja nyata.