Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Seberapa Bahaya Omnibus Law di Mata AMPERA?

26 Juli 2024   10:23 Diperbarui: 26 Juli 2024   10:29 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nasional.kompas.com/read/2020/01/22/19525861/menurut-mahfud-md-demo-menolak-omnibus-law-karena-salah-paham

#### 5. **Ancaman terhadap Kemandirian Ekonomi**

Salah satu tujuan besar Soekarno adalah mencapai kemandirian ekonomi dan lepas dari ketergantungan pada modal asing. Omnibus Law, yang sangat pro-investasi asing, berpotensi menjerumuskan Indonesia kembali ke dalam jebakan ketergantungan pada kapital asing. Dalam perspektif AMPERA, ini adalah ancaman serius terhadap kedaulatan ekonomi nasional.

#### Penutup

Dari sudut pandang Amanat Penderitaan Rakyat (AMPERA) Soekarno, Omnibus Law dianggap sebagai kebijakan yang sangat berbahaya. Kebijakan ini dipandang lebih menguntungkan oligarki daripada rakyat kecil, mengabaikan hak-hak pekerja, merusak lingkungan, sentralisasi kekuasaan yang berlebihan, dan mengancam kemandirian ekonomi. Dalam konteks ini, penerapan Omnibus Law seakan mengkhianati prinsip-prinsip dasar perjuangan Soekarno untuk mewujudkan keadilan sosial dan kemandirian nasional. Pemerintah diharapkan untuk meninjau kembali kebijakan ini dengan lebih memperhatikan aspirasi rakyat dan prinsip-prinsip keadilan yang menjadi dasar perjuangan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun