Di tanah ini, subur oleh darah
Air mata mengalir, menjadi sungai duka
Kebijakan tak berpihak pada jiwa marhaen
Kemakmuran hanya milik segelintir manusia
Gedung-gedung megah menjulang
Namun gubuk kumuh tetap bertahan
Bocah kecil mencari makan
Di antara sampah, di sela debu kota
Para pemimpin berbicara tentang kemajuan
Tapi langkah mereka menginjak mimpi-mimpi rakyat kecil
Korupsi merajalela, merampas hak yang tak ternilai
Kejujuran terkikis, hilang ditelan waktu
Di mana suara-suara yang dulu lantang?
Kini dibungkam oleh kepentingan pribadi
Rakyat dipandang sebelah mata
Menjadi boneka dalam permainan kuasa
Lihatlah ibu tua di pojok jalan
Dengan keriput wajahnya yang penuh harap
Ia bertanya pada angin malam
Kapan keadilan menyapa negeri ini?
Puisi ini adalah suara hati
Yang berteriak dalam sunyi
Meminta keadilan, bukan belas kasih
Karena hak setiap insan adalah hidup yang layak
Negeriku, bangkitlah dari tidur panjang
Jangan biarkan ketidakadilan terus berkuasa
Karena di balik senyum pemimpin
Ada tangisan yang tak pernah reda
Mari bersatu, kita kobarkan semangat
Untuk masa depan yang lebih baik
Karena negeri ini milik kita semua
Bukan hanya mereka yang berkuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H