Di sudut malam yang sepi, aku merintih
Berbekal kenangan yang tak kunjung lenyap
Hati ini remuk, tanpa kata terucap
Menangisi cinta yang kini berakhir.
Pernah ada kita dalam untaian janji
Dalam dekapan mimpi yang dulu menguatkan
Namun kini, semua tinggal serpihan
Hanya bayang-bayangmu yang kian menjauh.
Bagaimana bisa aku melupakan?
Setiap senyum dan tawa yang kau hadiahkan
Meski bibir ini membisu, hati terus meronta
Mencari jawaban atas perpisahan ini.
Aku berdiri di bawah rembulan
Menunggu keajaiban yang tak kunjung datang
Mungkin kau tak pernah tahu, betapa dalamnya luka
Sebab semua hanya tersimpan di dada.
Patah hati ini tak terucap
Seperti debu yang tertiup angin
Hilang tanpa jejak, tak meninggalkan jejak
Hanya perih yang terus menggurat.
Di setiap sudut kota, aku melihat bayangmu
Mengingat segala yang pernah kita lalui
Namun langkahku kini terhenti
Tak tahu arah, tanpa kau di sisi.
Apakah kau juga merasakan ini?
Kekosongan yang tak terisi
Ataukah hanya aku yang terjebak
Dalam kenangan yang tak bisa terhapuskan?
Di akhir malam, aku berdoa
Semoga hati ini bisa kembali utuh
Meskipun luka ini tak terucap
Semoga esok datang membawa harapan baru.
Namun, hingga detik ini
Patah hati ini tetap tak terucap
Menjadi rahasia dalam sanubari
Yang hanya aku dan malam yang tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H