Berjalan di atas awan, meraih bintang.
Dengan mata tertutup, ia terbang jauh,
Menyusuri ladang hijau, menyapa langit biru,
Di sana tak ada kelaparan, tak ada ketakutan,
Hanya tawa ceria dan harapan tak bertepi.
Namun, pagi datang mengusir mimpi indah,
Matahari menyinari kehidupan pahit,
Kembali ia tersadar di rumah kumuh,
Bersama suara riuh dan beban hidup.
Di luar, gemuruh kota tak pernah henti,
Mengalirkan hiruk-pikuk tanpa belas kasihan,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!