Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Elegi Luka di Dada

22 Juli 2024   17:03 Diperbarui: 22 Juli 2024   18:12 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam gulita malam yang membekap,

Terdengar nyanyian sepi yang meratap.

Luka di dada tak kunjung mereda,

Mengalir dalam derasnya air mata.

Kenangan silam mengguratkan duka,

Laksana duri menancap di jiwa.

Cinta yang terjalin kini memudar,

Hanya tersisa serpihan samar.

Dalam pelukan sunyi aku terbuai,

Menghimpun serpihan harap yang kian terurai.

Waktu seakan berhenti berputar,

Saat bayanganmu perlahan memudar.

Angin membawa bisikan rindu,

Namun hanya kesunyian yang menyatu.

Dunia terasa hampa dan kelam,

Saat kasihmu hilang ditelan malam.

Ada perih yang tak terkatakan,

Luka di dada yang tak terelakkan.

Cinta yang pergi tanpa berpamitan,

Meninggalkan luka yang terus bergelantungan.

Mungkin waktu adalah penyembuh luka,

Namun saat ini, hanya duka yang terasa.

Di tengah derasnya hujan tangis,

Aku terdiam dalam pilu yang bengis.

Berharap pada fajar yang kan tiba,

Membawa sinar harapan di ufuk sana.

Namun malam ini, aku terjebak dalam nestapa,

Meratap elegi luka di dada.

Di balik tawa yang kubagi pada dunia,

Tersimpan kepedihan yang tak terhingga.

Seperti ombak yang menghantam karang,

Hatiku terhempas dalam gelombang.

Mungkin suatu hari nanti,

Luka di dada ini akan sembuh dan pergi.

Namun saat ini, hanya kesedihan yang abadi,

Dalam elegi yang tak bertepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun