Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mimpi di Negeri Ruwet

19 Juli 2024   12:55 Diperbarui: 19 Juli 2024   12:55 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6975355/9-pengertian-korupsi-menurut-para-ahli-dari-aktivis-barat-perspektif-islam

Di negeri yang terselubung kabut,

Harapan terjerat dalam anyaman kusut.

Langit kelabu memeluk mimpi,

Menjerit sunyi dalam hati yang terhimpit.

Rakyat melangkah dengan langkah tertatih,

Menyusuri jalan yang tak pernah lurus.

Dalam labirin kebijakan yang ruwet,

Hanya mimpi yang masih setia menunggu.

Di desa-desa yang terpencil,

Anak-anak bermain di atas tanah yang retak.

Mereka bermimpi tentang sekolah,

Namun realitas menampar keras, membuat hati terkoyak.

Para petani menggarap sawah,

Dengan tangan yang keras dan kulit yang legam.

Hasil panen tak pernah memadai,

Tertindas oleh harga yang selalu tak sepadan.

Di kota yang gemerlap oleh lampu neon,

Kemewahan dan kemiskinan berpelukan.

Gedung-gedung tinggi menantang langit,

Namun di bawahnya, pemulung mencari sisa-sisa hidup.

Mimpi tentang keadilan tak kunjung tiba,

Hukum hanya tajam ke bawah, tumpul ke atas.

Korupsi merajalela bak penyakit kronis,

Merongrong sendi-sendi bangsa, menghancurkan etika.

Di negeri ini, demokrasi bagai sandiwara,

Rakyat hanya figuran dalam panggung politik.

Janji-janji pemimpin hanyalah angin lalu,

Menggantung mimpi di awan, tak pernah mendarat di tanah.

Namun di tengah segala ruwet ini,

Masih ada nyala semangat yang tak padam.

Mimpi-mimpi tetap hidup dalam jiwa yang tabah,

Berjuang di antara keping-keping harapan yang rapuh.

Mimpi di negeri ruwet adalah mimpi yang keras,

Ditempa oleh realitas yang pahit dan getir.

Namun mimpi itu tetap hidup, tak pernah layu,

Menjadi lentera di kegelapan, menuntun langkah yang terhuyung.

Di ujung jalan yang penuh duri,

Mimpi tentang perubahan menunggu.

Harapan tak pernah benar-benar mati,

Karena dalam setiap hati, masih ada cahaya kecil yang berpendar.

Di negeri yang ruwet ini,

Mimpi adalah kekuatan yang tak ternilai.

Menghidupi semangat untuk terus berjuang,

Mewujudkan negeri yang lebih adil, lebih sejahtera.

Mimpi di negeri ruwet adalah mimpi kita semua,

Menanti hari di mana kabut menghilang.

Ketika harapan dan keadilan bersinar terang,

Menyongsong masa depan yang penuh makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun