Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pendidikan Tinggi Dikomersialisasi: Untung Atau Buntung?

19 Juli 2024   05:25 Diperbarui: 19 Juli 2024   05:28 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan tinggi, yang dahulu dilihat sebagai hak dan kebutuhan dasar untuk mengembangkan kemampuan individu dan meningkatkan kualitas hidup, kini semakin sering dipandang sebagai komoditas. Proses komersialisasi pendidikan tinggi---di mana institusi pendidikan beroperasi layaknya bisnis yang mencari keuntungan---telah menjadi topik perdebatan hangat. Di satu sisi, komersialisasi dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memenuhi kebutuhan pasar. Namun di sisi lain, komersialisasi dianggap mengancam aksesibilitas dan tujuan utama pendidikan itu sendiri. Artikel ini akan mengeksplorasi dampak komersialisasi pendidikan tinggi, serta menimbang apakah langkah ini lebih membawa untung atau buntung bagi masyarakat.

#### Komersialisasi Pendidikan Tinggi: Definisi dan Latar Belakang

Komersialisasi pendidikan tinggi merujuk pada penerapan prinsip-prinsip bisnis dalam pengelolaan institusi pendidikan. Hal ini termasuk penetapan biaya kuliah yang tinggi, pemasaran agresif untuk menarik mahasiswa, serta fokus pada program studi yang dianggap memiliki nilai pasar tinggi. Proses ini sering kali didorong oleh kebutuhan institusi untuk mencari sumber pendanaan tambahan di tengah menurunnya subsidi pemerintah.

#### Keuntungan Komersialisasi Pendidikan Tinggi

1. **Peningkatan Kualitas Pendidikan:**

   Dengan adanya sumber pendanaan yang lebih besar, institusi pendidikan dapat meningkatkan kualitas layanan yang mereka tawarkan. Ini termasuk peningkatan fasilitas, gaji dosen yang lebih kompetitif, dan pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, mahasiswa mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan lebih sesuai dengan tuntutan pasar kerja.

2. **Inovasi dan Pengembangan Program:**

   Komersialisasi mendorong institusi untuk terus berinovasi dan mengembangkan program-program baru yang menarik minat calon mahasiswa. Persaingan antar institusi juga dapat memacu peningkatan kualitas program dan metode pengajaran. 

3. **Mandiri secara Finansial:**

   Institusi pendidikan yang mengandalkan dana dari pemerintah sering kali terbatas oleh anggaran yang fluktuatif. Dengan sumber pendanaan dari biaya kuliah dan kerjasama dengan sektor swasta, institusi dapat lebih mandiri dan tidak terlalu bergantung pada kebijakan pemerintah yang mungkin berubah-ubah.

#### Kerugian Komersialisasi Pendidikan Tinggi

1. **Aksesibilitas yang Berkurang:**

   Salah satu dampak negatif utama dari komersialisasi adalah meningkatnya biaya kuliah, yang dapat membatasi akses pendidikan bagi mereka yang kurang mampu. Mahasiswa dari latar belakang ekonomi lemah mungkin terpaksa meninggalkan impian mereka untuk mengejar pendidikan tinggi karena tidak mampu membayar biaya yang tinggi.

2. **Penekanan pada Keuntungan Finansial:**

   Fokus pada keuntungan finansial dapat menggeser tujuan utama pendidikan itu sendiri. Institusi mungkin lebih mementingkan program studi yang menguntungkan daripada program yang mungkin tidak populer tetapi penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya perhatian pada disiplin ilmu yang tidak dianggap 'menguntungkan' secara ekonomi.

3. **Kualitas yang Tidak Merata:**

   Tidak semua institusi mampu beradaptasi dengan baik terhadap tuntutan komersialisasi. Akibatnya, kualitas pendidikan bisa menjadi sangat bervariasi antara satu institusi dengan yang lain. Institusi yang tidak memiliki sumber daya yang memadai mungkin kesulitan untuk bersaing, sehingga kualitas pendidikan yang mereka tawarkan menurun.

4. **Tekanan pada Mahasiswa dan Dosen:**

   Mahasiswa mungkin menghadapi tekanan untuk memilih jurusan yang dianggap memiliki prospek kerja yang baik, bukan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Selain itu, dosen juga bisa menghadapi tekanan untuk memenuhi target tertentu, seperti jumlah publikasi atau pendapatan dari riset, yang bisa mengganggu dedikasi mereka terhadap pengajaran.

#### Analisis: Untung atau Buntung?

Untuk menjawab pertanyaan apakah komersialisasi pendidikan tinggi lebih membawa untung atau buntung, perlu dilihat dari berbagai perspektif. 

Dari sisi institusi, komersialisasi bisa memberikan keuntungan berupa pendanaan yang lebih stabil dan peluang untuk meningkatkan kualitas layanan. Namun, ini juga datang dengan risiko mengorbankan aksesibilitas dan tujuan utama pendidikan.

Dari sisi mahasiswa, mereka yang mampu membayar biaya tinggi mungkin mendapatkan pendidikan berkualitas yang lebih baik dan lebih sesuai dengan kebutuhan pasar. Namun, bagi mereka yang kurang mampu, komersialisasi bisa berarti terhalangnya kesempatan untuk mengakses pendidikan tinggi, yang justru dapat memperlebar kesenjangan sosial.

Secara keseluruhan, komersialisasi pendidikan tinggi menawarkan keuntungan yang signifikan dalam hal peningkatan kualitas dan inovasi. Namun, tanpa regulasi yang tepat dan perhatian terhadap aspek sosial, komersialisasi berisiko mengorbankan aksesibilitas dan misi utama pendidikan sebagai alat untuk pemberdayaan dan pembangunan sosial.

#### Kesimpulan

Komersialisasi pendidikan tinggi adalah fenomena kompleks yang membawa serta keuntungan dan kerugian. Agar pendidikan tinggi tetap dapat berfungsi sebagai sarana utama untuk pengembangan pribadi dan sosial, diperlukan keseimbangan antara kebutuhan finansial institusi dan misi sosial pendidikan itu sendiri. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa upaya komersialisasi tidak mengorbankan aksesibilitas dan keadilan sosial, sehingga pendidikan tinggi tetap menjadi hak bagi semua, bukan sekadar komoditas bagi yang mampu membayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun