seperti sajak tanpa rima,
tak beraturan, kacau, dan pilu,
namun begitu nyata di depan mata.
Di setiap sudut, di setiap lorong,
ada kisah yang tak terungkap,
tentang harapan yang dipaksa layu,
di tengah himpitan tirani waktu.
Langit merah pun perlahan menghitam,
menutup hari dengan keperihan,
membawa serta cerita suram,
tentang ironi yang tak pernah padam.
Dan ketika malam menjemput,
kita bertanya dalam diam,
kapan ironi ini berakhir?
di bawah langit merah yang penuh dendam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!