Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Harapan menjadi Debu

17 Juli 2024   14:10 Diperbarui: 17 Juli 2024   14:20 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hening malam yang sunyi,

Ku duduk termenung sendiri,

Merenungi asa yang pernah mekar,

Kini layu, luruh, dan menghilang.

Harapan yang dulu gemilang,

Bagai bintang di langit malam,

Kini hanya bayang kelam,

Tersapu angin, terhempas masa.

Dalam perjalanan yang berliku,

Langkah kaki terasa kaku,

Menuju mimpi yang kian jauh,

Terbenam dalam lautan waktu.

Hari-hari yang penuh warna,

Berubah menjadi abu kelabu,

Cahaya yang pernah menerangi,

Kini pudar ditelan sepi.

Di tepi senja yang muram,

Kupandangi langit yang muram,

Mengapa harapan yang kutanam,

Kini berubah menjadi debu dalam diam?

Aku ingat saat-saat indah,

Kala asa masih membara,

Cita-cita yang menggema,

Mengalun dalam jiwa yang muda.

Namun kini, semua memudar,

Hanya tersisa luka dan lelah,

Kecewa yang mendalam,

Menghancurkan mimpi yang pernah ada.

Dulu, ku pikir segalanya mungkin,

Dengan usaha dan doa yang tak henti,

Namun, realita menghadang,

Meruntuhkan semua angan-angan.

Dalam sunyi, ku berbisik pada angin,

Mengapa harapan harus menjadi debu?

Mengapa mimpi harus berakhir pilu?

Tuhan, berikanlah aku kekuatan baru.

Meski hati ini terluka,

Dan harapan berubah menjadi debu,

Aku tahu, hidup terus berjalan,

Dan aku harus bangkit dari keterpurukan.

Dalam kegelapan yang menghampiri,

Ku coba mencari setitik cahaya,

Menemukan makna di balik derita,

Membangun kembali asa yang sirna.

Aku akan bangkit, meski perlahan,

Mengumpulkan serpihan mimpi yang tersisa,

Menjahit luka dengan benang keberanian,

Melangkah lagi, menggapai impian.

Saat harapan menjadi debu,

Tak berarti akhir dari segalanya,

Hanya sebuah awal yang baru,

Untuk menemukan diri yang sejati.

Dalam tiap tetes air mata,

Ada kekuatan yang tersembunyi,

Dalam tiap luka dan kecewa,

Ada hikmah yang harus dipahami.

Maka, aku akan berdiri tegar,

Meski badai terus menghempas,

Menghadapi hidup dengan sabar,

Menjemput kembali harapan yang terhempas.

Saat harapan menjadi debu,

Aku akan tetap berjuang,

Mengubah debu menjadi mutiara,

Dan mimpi kembali berkilau indah.

Dengan iman dan cinta di hati,

Ku langkahkan kaki tanpa ragu,

Menuju masa depan yang pasti,

Menjemput harapan yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun