Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lara di Balik Tawa

16 Juli 2024   01:25 Diperbarui: 16 Juli 2024   01:32 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di balik tawa yang menggema  

Tersimpan lara yang tak terucap  

Seperti bayang di ujung senja  

Menyembunyikan luka yang dalam, terpendam rapat.

Dalam gelak canda yang riuh  

Ada pedih yang tak mampu terluah  

Seperti hujan di malam yang sunyi  

Menghapus jejak air mata yang tak terlihat.

Senyum yang terpancar di wajah  

Hanyalah topeng yang penuh warna  

Menutupi duka di balik mata  

Yang diam-diam meneteskan air.

Kita tertawa bersama dalam pesta  

Namun hati merintih, meronta  

Seperti boneka dalam panggung sandiwara  

Hidup dalam cerita yang penuh dusta.

Di balik tawa yang menggema  

Ada rasa sepi yang menggigil  

Seperti angin dingin di tengah musim panas  

Menyusup ke dalam hati yang rapuh, tak bersandar.

Tak ada yang tahu, tak ada yang mengerti  

Lara di balik tawa yang terlihat riang  

Seperti ombak yang tenang di permukaan  

Menyimpan gelombang besar di dalam samudra.

Kita berusaha kuat, tetap tersenyum  

Meski hati merintih dalam diam  

Seperti pohon yang kokoh berdiri  

Meski akarnya rapuh digerus waktu.

Tawa hanyalah pelarian sementara  

Dari kenyataan yang tak ingin ditemui  

Seperti mimpi indah di malam gelap  

Yang akhirnya harus terbangun dalam nyata.

Kita tertawa, kita berlari  

Dari kenyataan yang memburu tanpa henti  

Seperti burung yang terbang bebas di angkasa  

Namun terikat oleh rantai tak terlihat.

Di balik tawa yang menggema  

Ada harapan yang terpendam  

Untuk suatu hari, suatu masa  

Bisa merasakan bahagia tanpa lara.

Namun hingga saat itu tiba  

Kita tetap tertawa, tetap bersembunyi  

Di balik setiap senyum dan canda  

Menutupi lara yang tak pernah hilang.

Tawa yang penuh warna-warni  

Adalah cermin jiwa yang terluka  

Seperti pelangi setelah hujan  

Menyembunyikan air mata yang jatuh.

Kita tertawa, kita berjuang  

Menghadapi dunia dengan senyum  

Seperti prajurit dalam medan perang  

Berlindung di balik perisai yang rapuh.

Di balik tawa yang menggema  

Ada kisah yang tak terungkap  

Seperti bintang di langit malam  

Bersinar namun tak terjangkau.

Lara di balik tawa  

Adalah rahasia yang kita simpan  

Seperti harta yang paling berharga  

Di dalam hati yang terdalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun