Namun, hasil panen tak menentu,
Ditelan waktu yang terus berlalu.
Nyanyian mereka menggema,
Di sudut-sudut kota yang penuh gema.
Namun siapa peduli suara mereka?
Hanya angin yang membelai lembut nyawa.
Marhaen yang lemah tak berdaya,
Di bawah naungan kuasa yang menggema.
Mereka bernyanyi dalam duka,
Menggugah nurani yang kian pudar.
Dalam balutan kain sederhana,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!