Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hipotesis Pilkada Langsung Setelah Pemilu 1987

12 Juli 2024   06:46 Diperbarui: 12 Juli 2024   06:46 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

### Analisis Hasil Hipotetis

Jika pilkada langsung diadakan pada tahun 1988, hasilnya mungkin akan dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci:

1. **Mobilisasi Sumber Daya**: Soeharto, dengan aksesnya ke sumber daya negara dan jaringan kekuasaan yang luas, akan memiliki keunggulan signifikan. Namun, penggunaan sumber daya negara secara terang-terangan bisa menimbulkan reaksi negatif dari rakyat yang semakin sadar akan praktik korupsi.

2. **Dukungan Militer**: Militer, sebagai pilar utama kekuasaan Orde Baru, kemungkinan besar akan mendukung Soeharto atau calon yang disetujui olehnya. Try Sutrisno, sebagai panglima, mungkin menjadi pilihan logis jika Soeharto memutuskan untuk mendukung penerus.

3. **Sentimen Reformasi**: Megawati Soekarnoputri, sebagai simbol perlawanan dan reformasi, bisa menarik dukungan dari kalangan yang menginginkan perubahan. Dukungan ini terutama akan datang dari kaum muda dan intelektual yang mulai merasakan kebebasan politik terbatas.

4. **Dukungan Agama**: Gus Dur, dengan dukungan dari kalangan NU, bisa menjadi pesaing kuat. Basis dukungan dari umat Islam yang besar bisa memberinya peluang signifikan, terutama jika dia mampu menggabungkan dukungan dari kelompok-kelompok Islam lainnya.

### Kesimpulan

Dalam skenario hipotetis ini, meskipun Soeharto memiliki keunggulan dari segi sumber daya dan dukungan militer, ada kemungkinan bahwa oposisi yang kuat bisa muncul. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun