### Analisis Hasil Hipotetis
Jika pilkada langsung diadakan pada tahun 1988, hasilnya mungkin akan dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci:
1. **Mobilisasi Sumber Daya**: Soeharto, dengan aksesnya ke sumber daya negara dan jaringan kekuasaan yang luas, akan memiliki keunggulan signifikan. Namun, penggunaan sumber daya negara secara terang-terangan bisa menimbulkan reaksi negatif dari rakyat yang semakin sadar akan praktik korupsi.
2. **Dukungan Militer**: Militer, sebagai pilar utama kekuasaan Orde Baru, kemungkinan besar akan mendukung Soeharto atau calon yang disetujui olehnya. Try Sutrisno, sebagai panglima, mungkin menjadi pilihan logis jika Soeharto memutuskan untuk mendukung penerus.
3. **Sentimen Reformasi**: Megawati Soekarnoputri, sebagai simbol perlawanan dan reformasi, bisa menarik dukungan dari kalangan yang menginginkan perubahan. Dukungan ini terutama akan datang dari kaum muda dan intelektual yang mulai merasakan kebebasan politik terbatas.
4. **Dukungan Agama**: Gus Dur, dengan dukungan dari kalangan NU, bisa menjadi pesaing kuat. Basis dukungan dari umat Islam yang besar bisa memberinya peluang signifikan, terutama jika dia mampu menggabungkan dukungan dari kelompok-kelompok Islam lainnya.
### Kesimpulan
Dalam skenario hipotetis ini, meskipun Soeharto memiliki keunggulan dari segi sumber daya dan dukungan militer, ada kemungkinan bahwa oposisi yang kuat bisa muncul.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H