Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hal yang Patut Diapresiasi dan Dikritisi dari Sidang Istimewa MPR RI 1998

11 Juli 2024   13:24 Diperbarui: 11 Juli 2024   13:35 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi/Majalah Tempo Edisi 9 November 1998/Komposisi MPR RI Hasil Pemilu 1997

Sidang Istimewa MPR RI 1998 menjadi momen penting dalam sejarah politik Indonesia. Sidang yang berlangsung dari 10-13 November 1998 ini merupakan respons dari gejolak reformasi yang mengguncang Indonesia sepanjang tahun tersebut, menyusul jatuhnya Soeharto dari kursi kepresidenan setelah berkuasa selama 32 tahun. Sidang ini menghadirkan banyak keputusan penting yang membawa angin segar perubahan, namun juga tak luput dari kritik dan kontroversi. Dalam tulisan ini, kita akan membahas hal-hal yang patut diapresiasi dan dikritisi dari Sidang Istimewa MPR RI 1998.

### Hal yang Patut Diapresiasi

1. **Pemulihan Demokrasi dan Reformasi**

   

   Salah satu hal yang paling diapresiasi dari Sidang Istimewa MPR 1998 adalah komitmen untuk melaksanakan reformasi. Sidang ini menghasilkan berbagai keputusan penting, termasuk upaya amandemen UUD 1945 yang bertujuan memperkuat sistem demokrasi dan mengurangi kekuasaan eksekutif yang sebelumnya terlalu dominan (Implementasi Pengesahannya terjadi Pada MPR RI Hasil Pemilu 1999). Amandemen ini mencakup pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden hanya dua periode, serta penguatan peran DPR dalam pengawasan terhadap pemerintah.

2. **Pembentukan Lembaga-lembaga Pengawas**

   Sidang ini juga menghasilkan keputusan untuk membentuk berbagai lembaga baru yang bertujuan memperkuat sistem checks and balances serta pengesahan Ketetapan tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme. Salah satu contohnya adalah mengamanahkan pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertujuan memberantas korupsi yang telah mengakar dalam birokrasi Indonesia. Keberadaan lembaga-lembaga pengawas ini menjadi fondasi penting dalam memperbaiki tata kelola pemerintahan di Indonesia.

3. **Penghapusan Dwifungsi ABRI**

   Salah satu keputusan revolusioner dari Sidang Istimewa MPR 1998 adalah penghapusan dwifungsi ABRI (sekarang TNI) secara bertahap. Sebelum reformasi, ABRI tidak hanya berfungsi sebagai kekuatan pertahanan, tetapi juga memiliki peran dalam politik dan pemerintahan. Penghapusan dwifungsi ini membuka jalan bagi profesionalisme militer dan mendorong netralitas militer dalam politik, yang merupakan langkah penting menuju demokrasi yang sehat.

4. **Pembebasan Tahanan Politik**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun