Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hal yang Patut Diapresiasi dan Dikritisi dari Sidang Istimewa MPR RI 1998

11 Juli 2024   13:24 Diperbarui: 11 Juli 2024   13:35 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi/Majalah Tempo Edisi 9 November 1998/Komposisi MPR RI Hasil Pemilu 1997

   Sidang Istimewa ini juga menjadi tonggak bagi pembebasan banyak tahanan politik yang ditahan selama rezim Orde Baru. Pembebasan ini merupakan bentuk rekonsiliasi dan pengakuan terhadap hak asasi manusia, serta membuka jalan bagi partisipasi lebih luas dalam politik dan pemerintahan.

### Hal yang Patut Dikritisi

1. **Kerusuhan dan Kekerasan**

   Meskipun Sidang Istimewa MPR 1998 diadakan untuk menanggapi tuntutan reformasi, prosesnya tidak lepas dari kekerasan. Demonstrasi besar-besaran yang mengiringi sidang ini sering kali diwarnai bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan terutama pada Tragedi Semanggi Jum'at 13 November 1998. Beberapa insiden kekerasan ini mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka. Cara pemerintah menangani demonstrasi ini mengundang kritik luas karena dianggap tidak mengedepankan dialog dan cenderung represif.

2. **Dominasi Elite Politik**

   Meskipun Sidang Istimewa ini mengusung semangat reformasi, banyak yang berpendapat bahwa proses pengambilan keputusan masih didominasi oleh elite politik lama terutama MPR RI Sebagai Pelaksana masih diisi oleh Legislator Hasil dari Pemilu 1997. Banyak wajah-wajah lama dari rezim Orde Baru yang masih terlibat dalam proses ini, yang menimbulkan skeptisisme terhadap sejauh mana reformasi yang dihasilkan benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat.

3. **Kurangnya Keterlibatan Rakyat**

   Salah satu kritik utama terhadap Sidang Istimewa ini adalah kurangnya keterlibatan rakyat dalam proses pengambilan keputusan. Meskipun ada representasi dari berbagai golongan, banyak yang merasa bahwa keputusan-keputusan yang diambil tidak sepenuhnya mencerminkan kehendak rakyat yang menginginkan perubahan lebih radikal. Proses sidang yang cenderung elitis ini menimbulkan pertanyaan tentang legitimasi dari keputusan-keputusan yang dihasilkan.

4. **Ketidakjelasan Implementasi Keputusan**

   Meskipun banyak keputusan penting dihasilkan dalam Sidang Istimewa ini, implementasinya sering kali tidak jelas. Banyak kebijakan reformasi yang berjalan lambat atau tidak konsisten, menyebabkan frustrasi di kalangan masyarakat yang mengharapkan perubahan cepat. Ketidakjelasan dalam implementasi ini menunjukkan adanya resistensi dari berbagai pihak yang tidak ingin kehilangan kekuasaan atau kepentingannya.

### Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun