Namun di balik statistik itu,
Ada petani yang meratap gagal panen.
Kemakmuran yang dipuja-puja,
Seakan hanya milik segelintir saja,
Sedangkan yang lain,
Tersisih dalam bayang-bayang kesenjangan.
Apakah kemakmuran ini nyata,
Jika masih ada yang hidup merana?
Apakah janji ini benar,
Jika masih banyak yang menderita?
Ironi kemakmuran, itulah namanya,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!