Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hipotesis Pemilu 1987: Penggunaan Sistem Proporsional Terbuka

8 Juli 2024   21:20 Diperbarui: 8 Juli 2024   21:29 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi/Harian Suara Merdeka Edisi 6 Januari 1987

3. **Fragmentasi Suara**: Dalam sistem terbuka, suara bisa lebih terfragmentasi karena pemilih memiliki lebih banyak pilihan. Ini bisa berdampak pada distribusi kursi, khususnya bagi partai besar seperti Golkar.

#### Golkar

Golkar, sebagai partai yang dominan dengan mesin politik yang kuat dan sumber daya yang besar, kemungkinan besar tetap akan mendapatkan keuntungan besar dalam sistem terbuka. Namun, distribusi suara internal bisa lebih terpecah antara kandidat yang populer dan yang kurang dikenal. Tokoh-tokoh populer dalam Golkar mungkin akan mengamankan lebih banyak suara pribadi, tetapi fragmentasi suara internal bisa sedikit menurunkan total suara yang diakumulasi oleh partai. Meski demikian, dominasi Golkar mungkin tidak akan berubah signifikan, namun distribusi kursi bisa lebih merata di antara kandidat.

#### PPP

PPP, sebagai partai Islam, memiliki basis pemilih yang loyal. Dalam sistem terbuka, kandidat dengan latar belakang ulama atau tokoh agama yang karismatik mungkin akan lebih menonjol dan mampu menarik suara tambahan dari pemilih yang lebih peduli pada individu daripada partai. Kemungkinan besar, PPP bisa meningkatkan perolehan kursi mereka jika kandidat individu mampu memanfaatkan popularitas pribadi untuk menarik suara.

#### PDI

PDI, meskipun memiliki perolehan suara yang lebih rendah dibanding Golkar dan PPP, bisa mendapatkan keuntungan dari sistem terbuka. Kandidat-kandidat populer dalam PDI bisa memanfaatkan hubungan personal dengan pemilih untuk mendapatkan lebih banyak suara. Ini bisa membantu PDI mendapatkan tambahan kursi di DPR, meski tantangannya adalah memastikan semua calon memiliki daya tarik yang cukup untuk mengamankan suara.

### Analisis Hasil Hipotetis

Berdasarkan faktor-faktor di atas, kita bisa memproyeksikan beberapa hasil potensial dari Pemilu 1987 jika menggunakan sistem proporsional terbuka. 

- **Golkar**: Dengan adanya fragmentasi suara di antara kandidat populer, Golkar mungkin tetap menjadi pemenang utama, tetapi dengan perolehan kursi yang sedikit lebih merata dan mungkin sedikit berkurang dari total 73,11% suara yang mereka dapatkan pada sistem tertutup. Golkar bisa mendapatkan sekitar 65-70% kursi di DPR.

- **PPP**: Kandidat-kandidat individu dengan popularitas tinggi dalam PPP bisa meningkatkan perolehan kursi partai ini. Dari 15,97% suara yang mereka dapatkan dalam sistem tertutup, PPP bisa naik menjadi sekitar 18-20% kursi di DPR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun