Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memimpikan Kemenangan PNI (Massa Marhaen) di Pemilu 1971

4 Juli 2024   09:31 Diperbarui: 4 Juli 2024   10:34 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi/Harian Suluh Marhaen Edisi 21 Juni 1971

Pemilu 1971 adalah pemilu pertama yang diadakan di Indonesia setelah berakhirnya era Orde Lama dan awal dari rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Pada pemilu ini, Golongan Karya (Golkar) tampil sebagai pemenang dominan, sementara Partai Nasional Indonesia (PNI), yang pada masa sebelumnya merupakan partai besar dengan pengaruh yang kuat, mengalami penurunan signifikan dalam perolehan suara. Mari kita memimpikan skenario di mana PNI memenangkan Pemilu 1971 dan membayangkan dampaknya terhadap lanskap politik dan sosial Indonesia.

### Latar Belakang PNI dan Pemilu 1971

PNI, yang didirikan oleh Soekarno pada tahun 1927, adalah salah satu partai politik tertua dan memiliki sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada era Demokrasi Terpimpin, PNI adalah salah satu partai terbesar dan pendukung utama Presiden Soekarno. Namun, pasca G30S/PKI dan peralihan kekuasaan ke Orde Baru, PNI menghadapi tantangan besar, termasuk penurunan dukungan dan tekanan politik dari rezim baru.

### Skenario Kemenangan PNI

#### **1. Stabilitas Politik dan Reorientasi Ideologi**

Jika PNI memenangkan Pemilu 1971, Indonesia mungkin akan mengalami stabilitas politik yang berbeda. PNI, dengan ideologi nasionalisme yang kuat, akan berusaha untuk mereorientasi kebijakan negara berdasarkan prinsip-prinsip Marhaenisme yang diusung oleh Soekarno. Ini mungkin berarti:

- **Kemandirian Ekonomi**: PNI akan mendorong kebijakan ekonomi yang lebih mandiri, mengurangi ketergantungan pada investasi asing, dan memperkuat industri dalam negeri.

- **Nasionalisme**: Pemerintahan PNI akan menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, dengan fokus pada penguatan identitas nasional dan kedaulatan negara.

#### **2. Kebijakan Sosial Pro-Rakyat**

PNI, dengan akar ideologi yang berpihak pada rakyat kecil, mungkin akan mengimplementasikan berbagai kebijakan sosial yang pro-rakyat. Ini bisa meliputi:

- **Reformasi Agraria**: Distribusi tanah yang lebih adil untuk petani kecil, meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

- **Pendidikan dan Kesehatan**: Investasi besar dalam sektor pendidikan dan kesehatan untuk memastikan akses yang lebih luas bagi seluruh rakyat Indonesia.

#### **3. Hubungan Internasional**

Dalam kebijakan luar negeri, PNI mungkin akan meneruskan semangat Gerakan Non-Blok yang diprakarsai oleh Soekarno, menekankan pada kemandirian dan solidaritas antar bangsa-bangsa yang merdeka. Ini bisa berarti:

- **Kerjasama Selatan-Selatan**: Meningkatkan kerjasama dengan negara-negara berkembang lainnya untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.

- **Anti-Imperialisme**: Menolak dominasi kekuatan besar dan memperjuangkan tatanan dunia yang lebih adil.

### Tantangan dan Dinamika Politik

#### **1. Oposisi dari Golkar dan Militer**

Kemenangan PNI tidak akan terlepas dari tantangan signifikan, terutama dari Golkar dan militer yang pada masa itu sangat berpengaruh. PNI harus mampu membangun aliansi politik yang kuat dan memastikan dukungan dari berbagai elemen masyarakat untuk mempertahankan kekuasaan dan melaksanakan agenda reformasinya.

#### **2. Ekonomi Pasca-Krisis**

Indonesia pada awal 1970-an masih berjuang untuk pulih dari dampak krisis ekonomi dan politik. PNI harus mampu merumuskan kebijakan ekonomi yang efektif untuk mengatasi inflasi, pengangguran, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

### Dampak Jangka Panjang

#### **1. Penguatan Demokrasi**

Jika PNI berhasil memenangkan Pemilu 1971 dan menjalankan pemerintahannya dengan baik, Indonesia mungkin akan melihat penguatan demokrasi yang lebih cepat. Keterlibatan aktif rakyat dalam proses politik dan pengambilan keputusan bisa mendorong partisipasi demokratis yang lebih luas.

#### **2. Pengaruh Ideologi Nasionalisme**

Kemenangan PNI mungkin akan menguatkan kembali ideologi nasionalisme di Indonesia, yang dapat membentuk kebijakan negara selama beberapa dekade ke depan. Ini juga bisa mempengaruhi dinamika politik regional dan global, dengan Indonesia memainkan peran yang lebih aktif dalam memperjuangkan keadilan dan kemandirian bangsa-bangsa berkembang.

BERAPA PEROLEHAN SUARA DAN PEROLEHAN KURSI "BANTENG SEGITIGA" JIKA MENANGI PEMILU LEGISLATIF 1971?

Untuk memproyeksikan perolehan suara dan kursi Partai Nasional Indonesia (PNI) jika memenangkan Pemilu Legislatif 1971, kita perlu melihat konteks sejarah dan pola perolehan suara pada masa tersebut. Pemilu 1971 di Indonesia adalah pemilu pertama di era Orde Baru yang dimenangkan oleh Golongan Karya (Golkar) dengan kemenangan yang dominan.

### Hasil Pemilu 1971 (Sebenarnya)

- **Golkar**: 62,8% suara, 236 kursi

- **NU**: 18,7% suara, 58 kursi

- **PNI**: 6,9% suara, 20 kursi

- **Parmusi**: 5,4% suara, 24 kursi

- **PSII**: 2,4% suara, 10 kursi

- **Partai Murba**: 0,1% suara, 0 kursi

### Hipotesis Kemenangan PNI

Jika PNI memenangkan Pemilu 1971, kita harus mempertimbangkan beberapa faktor utama, termasuk:

1. **Popularitas dan Kampanye**: PNI harus memiliki kampanye yang kuat dan popularitas yang luas di seluruh Indonesia.

2. **Kontrol dan Dukungan Pemerintah**: PNI harus mengatasi kontrol ketat Orde Baru dan mendapatkan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat.

3. **Strategi Politik**: PNI harus memiliki strategi politik yang efektif dan mampu membangun koalisi dengan partai-partai lain.

### Perolehan Suara dan Kursi (Hipotesis)

Berikut adalah hipotesis perolehan suara dan kursi PNI jika memenangkan Pemilu Legislatif 1971, dengan asumsi bahwa mereka berhasil menarik dukungan signifikan dari pemilih yang pada pemilu sebenarnya mendukung Golkar dan partai-partai lain:

#### **Perolehan Suara**

- **PNI**: 40% suara

- **Golkar**: 35% suara

- **NU**: 15% suara

- **Parmusi**: 5% suara

- **PSII**: 3% suara

- **Partai Murba**: 2% suara

#### **Perolehan Kursi**

Untuk menghitung perolehan kursi, kita menggunakan sistem proporsional yang diterapkan pada saat itu, di mana 360 kursi DPR dialokasikan berdasarkan perolehan suara.

- **PNI**: 40% dari 360 kursi 144 kursi

- **Golkar**: 35% dari 360 kursi 126 kursi

- **NU**: 15% dari 360 kursi 54 kursi

- **Parmusi**: 5% dari 360 kursi 18 kursi

- **PSII**: 3% dari 360 kursi 11 kursi

- **Partai Murba**: 2% dari 360 kursi 7 kursi

### Dampak Kemenangan PNI

Jika PNI memenangkan Pemilu 1971 dengan perolehan suara dan kursi seperti di atas, berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:

1. **Kebijakan Nasionalisme Ekonomi**: PNI kemungkinan akan mendorong kebijakan ekonomi yang lebih berfokus pada kemandirian dan nasionalisme, mengurangi ketergantungan pada modal asing.

2. **Reforma  Agraria**: PNI akan memprioritaskan program reforma agraria untuk mendistribusikan tanah secara lebih adil kepada petani kecil.

3. **Pendidikan dan Kesehatan**: PNI mungkin akan meningkatkan investasi di sektor pendidikan dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat.

4. **Politik Luar Negeri**: Kebijakan luar negeri mungkin akan kembali menekankan pada kemandirian dan solidaritas dengan negara-negara berkembang, mengikuti semangat Gerakan Non-Blok.

### Tantangan yang Dihadapi PNI

Meskipun memenangkan pemilu, PNI akan menghadapi berbagai tantangan, termasuk:

1. **Tekanan dari Orde Baru**: PNI harus menghadapi tekanan dan mungkin represif dari rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto.

2. **Koalisi dan Aliansi**: PNI harus mampu membangun koalisi yang kuat di DPR untuk memastikan stabilitas politik dan efektivitas pemerintahan.

3. **Reformasi Birokrasi**: PNI harus mengatasi birokrasi yang korup dan tidak efisien untuk menjalankan program-program reformasinya.

### Kesimpulan

Memimpikan kemenangan PNI di Pemilu 1971 membuka kemungkinan tentang bagaimana Indonesia bisa berbeda jika partai nasionalis ini berhasil menguasai panggung politik setelah peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru. Dengan fokus pada nasionalisme, kemandirian ekonomi, dan kebijakan sosial pro-rakyat, PNI mungkin bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih inklusif dan mandiri. Namun, tantangan dari oposisi politik dan kondisi ekonomi yang sulit juga akan menjadi ujian berat bagi PNI untuk mewujudkan visi dan misinya.

Dalam hipotesis ini, kita melihat pentingnya peran partai politik dalam membentuk arah kebijakan dan masa depan sebuah bangsa. Kemenangan PNI di Pemilu 1971 mungkin hanya sebuah mimpi, namun dari mimpi ini kita dapat belajar tentang potensi dan tantangan yang dihadapi oleh partai-partai politik dalam membangun negara yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun