Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bendera-Bendera Partai

2 Juli 2024   14:05 Diperbarui: 2 Juli 2024   14:19 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bawaslu.go.id/en/node/1044

Warna-warni menari

Pada tembok pembatas jalan

Merah, kuning, hijau dan biru

Beradu pada setiap tikungan jalan

https://jogja.solopos.com/puluhan-bendera-parpol-di-bantul-dirusak-bawaslu-ungkap-sulitnya-tindak-pelaku-1777964
https://jogja.solopos.com/puluhan-bendera-parpol-di-bantul-dirusak-bawaslu-ungkap-sulitnya-tindak-pelaku-1777964

Pada setiap jembatan

Melambai-lambai ditiup Bayu

Foto Bapak tersenyum manis

Foto Ibu menatap sinis

Kepak sayap di lampu merah

https://bawaslu.go.id/en/node/1044
https://bawaslu.go.id/en/node/1044

Saling bersaing antara anak para mantan

Merah biru, sesekali kuning

Pria tampan tersenyum manis

Sedang Ibu masih tetap menatap sinis

https://www.kedaipena.com/icw-peningkatan-bantuan-keuangan-partai-adalah-langkah-tepat/
https://www.kedaipena.com/icw-peningkatan-bantuan-keuangan-partai-adalah-langkah-tepat/

Pada setiap ruas jalan

Spanduk-spanduk berdiri

Terkoyak-koyak janji manis

Pencitraan di sana sini

Ibu menanam padi

Mematikan lagu lalu menari

https://luwuktimes.id/dari-16-parpol-hanya-9-kontestan-yang-punya-kursi-di-dprd-banggai/
https://luwuktimes.id/dari-16-parpol-hanya-9-kontestan-yang-punya-kursi-di-dprd-banggai/

Di ujung jalan kampung kita,

Terhampar ribuan bendera warna-warni,

Berkibar angkuh di tiupan angin senja,

Melambai-lambai, seolah membawa pesan tak terucapkan.

Bendera-bendera partai, simbol harapan,

Ditanam di tanah ini, tanah yang letih oleh janji-janji,

Yang dulu terabaikan, tersapu deras hujan kekuasaan,

Kini kembali berdiri, menunggu waktu menguji.

Warna-warni yang menghidupkan langit kota,

Menyebar optimisme yang kerap berbalik kekecewaan,

Biru, merah, kuning, hijau, dan segala rupa,

Mewakili suara-suara yang haus akan perubahan.

Anak-anak berlarian di antara tiang-tiang bendera,

Bermimpi tentang dunia yang lebih adil,

Di bawah bayangan simbol-simbol besar,

Yang bagi mereka, adalah pelita kecil di malam gelap.

Orang-orang dewasa, dengan mata yang penuh skeptis,

Menatap dengan setengah hati, setengah takut,

Apakah bendera-bendera ini akan menjadi saksi,

Atau hanya pajangan indah yang akan cepat pudar?

Di balik setiap bendera, ada wajah-wajah,

Yang menyimpan sejuta kisah dan asa,

Para pejuang yang berteriak di jalanan,

Dan yang berbisik di ruang-ruang sepi politik.

Bendera-bendera partai, sebuah perlambang,

Dari perjuangan yang panjang, dan kadang sia-sia,

Namun tetap kita pegang erat, seakan tak mau menyerah,

Karena di sanalah, tersimpan secercah keyakinan akan masa depan.

Saat malam tiba, dan semua bendera terdiam,

Di bawah bintang-bintang yang tak terjamah,

Kita teringat kembali, bahwa meski berbeda,

Kita semua berada di bawah langit yang sama.

Dan bendera-bendera itu, pada akhirnya,

Hanyalah alat, bukan tujuan,

Simbol dari harapan, perjuangan, dan cinta,

Yang pada esok hari, akan terus kita genggam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun