Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Dari Lorong Sunyi

1 Juli 2024   15:07 Diperbarui: 1 Juli 2024   15:11 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.lpmreference.com/2019/12/lorong-kehidupan.html?m=1

Di lorong-lorong sunyi kota ini,  

terdengar bisikan lirih yang menyayat,  

suara-suara dari jiwa yang tersembunyi,  

mereka yang terpinggirkan, tak terlihat.

Langit senja mulai meredup,  

membawa kegelapan yang membisu,  

di sini, di tempat yang terlupakan,  

hidup berjuang dalam bayang-bayang kelabu.

Anak-anak bermain di tepian sampah,  

berlarian tanpa alas kaki,  

mereka tertawa tanpa beban,  

meski masa depan begitu samar.

Di sudut gelap yang sempit,  

terlihat wajah-wajah yang penuh harap,  

mereka menanti pagi dengan tenang,  

meski hari-hari selalu berat.

Wanita tua menjual kue basah,  

di pinggir jalan yang ramai,  

keringat mengalir di wajahnya,  

membawa cerita hidup yang penuh makna.

Lelaki paruh baya duduk termenung,  

menatap langit dengan tatapan kosong,  

mencari makna dalam kesunyian,  

menyusun mimpi dari kepingan harapan.

Di lorong sunyi ini,  

terdengar suara-suara yang terabaikan,  

suara mereka yang tak pernah didengar,  

tapi selalu ada, selalu setia.

Suara dari lorong sunyi,  

adalah suara hati yang tulus,  

mengisahkan perjuangan tanpa henti,  

dalam kehidupan yang tak selalu mulus.

Mereka adalah pahlawan tanpa nama,  

berjuang dalam diam dan sunyi,  

setiap langkah adalah doa yang terucap,  

setiap senyum adalah harapan yang hidup.

Di lorong sunyi ini,  

terdapat kekuatan yang luar biasa,  

mereka yang terus bertahan,  

meski dunia seolah lupa.

Suara dari lorong sunyi,  

adalah nyanyian jiwa yang tak terpadam,  

mengiringi langkah mereka yang tabah,  

menyusuri kehidupan dengan penuh harap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun