Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Marhaenisme dan Aswaja: Titik Temu Politik Kebangsaan Islam Nusantara yang Progresif-Revolusioner

1 Juli 2024   07:46 Diperbarui: 1 Juli 2024   07:57 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

### Aswaja: Landasan Keagamaan

Di sisi lain, Aswaja merupakan landasan teologis bagi mayoritas umat Islam di Indonesia, terutama dalam tubuh Nahdlatul Ulama (NU). Aswaja menekankan moderasi (tawassuth), keseimbangan (tawazun), dan toleransi (tasamuh) dalam kehidupan beragama dan sosial. Nilai-nilai ini mendukung harmoni sosial dan keberagaman di tengah masyarakat yang majemuk.

Aswaja memiliki beberapa karakteristik utama:

1. **Moderasi**: Menghindari ekstremisme dalam praktik keagamaan.

2. **Toleransi**: Menghargai perbedaan pandangan dan kepercayaan.

3. **Komunitarianisme**: Menjaga solidaritas dan kerjasama dalam komunitas.

### Titik Temu: Politik Kebangsaan Progresif-Revolusioner

Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, Marhaenisme dan Aswaja dapat bertemu dalam beberapa aspek penting untuk mewujudkan politik kebangsaan yang progresif-revolusioner:

1. **Kesejahteraan Rakyat**: Kedua ideologi menekankan pentingnya kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi seluruh rakyat. Marhaenisme, dengan fokus pada keadilan sosial, dan Aswaja, dengan ajarannya tentang zakat dan sedekah, sama-sama mendorong distribusi kekayaan yang adil.

2. **Anti-Penindasan**: Marhaenisme secara tegas menolak segala bentuk imperialisme dan kapitalisme yang menindas. Aswaja, dengan nilai moderasinya, menolak ekstremisme dan penindasan atas nama agama. Kedua ideologi ini menginginkan kebebasan dan kemandirian bagi bangsa Indonesia.

3. **Kebhinekaan**: Aswaja yang menekankan toleransi dan moderasi, serta Marhaenisme yang mengedepankan nasionalisme inklusif, sama-sama mengakui keberagaman sebagai kekuatan bangsa. Keduanya mempromosikan persatuan dalam perbedaan, mendukung pluralisme dalam kerangka negara kesatuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun