Di bawah atap seng yang berkarat, Â
hidup berdesakan dalam keterbatasan, Â
mimpi-mimpi kecil terbang tinggi, Â
mengintip dari celah-celah malam.
Suara hujan menari di atas kepala, Â
mengalun bersama derita yang mengakar, Â
namun di balik dinding kumuh ini, Â
ada tawa yang tak pernah pudar.
Anak-anak berlari di tanah becek, Â
mencari kebahagiaan dalam debu, Â
mereka tahu dunia tak selalu ramah, Â
tapi harapan tak pernah padam.
Di sudut sempit ini, Â
impian digoreskan pada langit malam, Â
meski besok mungkin tak pasti, Â
jiwa-jiwa ini tetap tegar.
Mereka adalah pejuang, Â
di medan tanpa medali, Â
berjuang untuk masa depan, Â
membangun mimpi dari sisa-sisa hari.
Di bawah atap seng yang sederhana, Â
hidup terus berputar dalam diam, Â
namun di dalam setiap jiwa, Â
ada cahaya yang tak pernah padam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H