Marhaen dan Wong Cilik adalah dua istilah yang sering kali digunakan secara bergantian untuk menggambarkan masyarakat kelas bawah di Indonesia. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam hal latar belakang historis, filosofi, dan konotasi ideologis. Marhaen, yang diperkenalkan oleh Soekarno, memiliki muatan ideologis yang kuat dan fokus pada perjuangan melawan penindasan. Sementara itu, Wong Cilik lebih menggambarkan realitas sosial masyarakat kecil yang hidup dalam keterbatasan dan kerentanan ekonomi.
Pemahaman yang lebih mendalam mengenai perbedaan ini penting untuk merumuskan kebijakan dan strategi politik yang lebih adil dan efektif dalam memberdayakan rakyat kecil. Dengan demikian, upaya untuk mencapai keadilan sosial dan kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dapat terwujud dengan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H