Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Partai Buruh Menghadang Neoliberal: Sebuah Tinjauan Mendalam

23 Juni 2024   04:29 Diperbarui: 23 Juni 2024   05:34 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.facebook.com/share/p/xq7kYWY1aB6aADPF/?mibextid=oFDknk

2. **Dominasi Ideologi Neoliberal**: Neoliberalisme telah tertanam kuat dalam banyak institusi dan kebijakan, sehingga mengubah arah kebijakan membutuhkan usaha yang sangat besar dan waktu yang panjang.

3. **Resistensi dari Pemerintah dan Parlemen**: Banyak anggota pemerintahan dan parlemen yang memiliki pandangan pro-neoliberal, yang membuat perjuangan Partai Buruh semakin sulit.

Namun, meskipun menghadapi banyak tantangan, Partai Buruh tetap optimis dan terus berjuang. Mereka percaya bahwa dengan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan dampak negatif neoliberalisme, serta dukungan dari berbagai kelompok masyarakat, perubahan ke arah kebijakan yang lebih adil dan pro-rakyat dapat tercapai.

#### Kesimpulan

Partai Buruh di Indonesia memainkan peran penting dalam menghadang gelombang neoliberalisme yang telah mendominasi kebijakan ekonomi global selama beberapa dekade terakhir. Dengan mengusung kebijakan yang melindungi hak-hak pekerja, menolak privatisasi aset publik, dan mendorong peningkatan subsidi sosial, Partai Buruh berusaha untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. 

Perjuangan ini tentu saja tidak mudah, namun dengan tekad yang kuat dan dukungan masyarakat, Partai Buruh berharap dapat mengubah arah kebijakan ekonomi Indonesia ke arah yang lebih inklusif dan berkeadilan. Neoliberalisme mungkin masih menjadi ideologi dominan saat ini, namun dengan upaya yang konsisten dan terorganisir, masa depan yang lebih cerah bagi para pekerja dan masyarakat luas tetap dapat diraih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun