Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senja di Kampung Kumuh

21 Juni 2024   21:50 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:53 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

---

Di balik mega-mega jingga,  

Saat senja menutup tirai hari,  

Di kampung kumuh, tempat kisah terlupakan,  

Terukir nasib-nasib tanpa peri.

Rintihan senyap dalam bisikan angin,  

Anak-anak bermain dengan bayang suram,  

Di lorong-lorong sempit, di sela-sela dinding kusam,  

Harapan menipis, terselip di balik puing.

Bocah kecil bertelanjang kaki,  

Menapaki jalan berbatu yang tak rata,  

Menyusuri mimpi di balik mata bening,  

Dengan senyum tulus, walau perih mendera.

Rumah-rumah reyot berdiri berdesakan,  

Atap bocor, dinding lapuk menyapa hujan,  

Dalam kegelapan malam, cahaya lampu temaram,  

Menggambarkan hidup yang tak pernah lapang.

Di setiap sudut, cerita pilu tersimpan,  

Pekerja keras, mencari nafkah sejumput,  

Peluh dan darah menyatu di hamparan,  

Dalam derita panjang, mereka tetap berdegup.

Ibu tua, duduk di atas tikar usang,  

Menyulam kenangan dengan benang duka,  

Menatap senja yang perlahan hilang,  

Dengan mata sayu, penuh doa tanpa jeda.

Sementara, di balik gedung pencakar langit,  

Kehidupan berputar dalam gemerlap,  

Namun di sini, di kampung yang sepi lirih,  

Ada cerita nyata yang tak tersentuh apik.

Senja pun berlalu, meninggalkan warna kelabu,  

Namun asa mereka tetap menyala,  

Dalam tiap langkah, dalam tiap nafas,  

Mengguratkan kekuatan yang tak pernah rapuh.

Wahai dunia, dengarlah jerit mereka,  

Di kampung kumuh, di balik megahnya kota,  

Ada jiwa-jiwa yang merindu bahagia,  

Mencari tempat, dalam pelukan semesta.

---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun