Menapaki jalan berbatu yang tak rata, Â
Menyusuri mimpi di balik mata bening, Â
Dengan senyum tulus, walau perih mendera.
Rumah-rumah reyot berdiri berdesakan, Â
Atap bocor, dinding lapuk menyapa hujan, Â
Dalam kegelapan malam, cahaya lampu temaram, Â
Menggambarkan hidup yang tak pernah lapang.
Di setiap sudut, cerita pilu tersimpan, Â
Pekerja keras, mencari nafkah sejumput, Â
Peluh dan darah menyatu di hamparan, Â
Dalam derita panjang, mereka tetap berdegup.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!