Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sekali Lagi Tentang Pemilu 1999: Skenario Hipotesis PDI-Budi Hardjono

20 Juni 2024   20:01 Diperbarui: 20 Juni 2024   20:10 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

## BILA PDI-BUDI HARDJONO USUNG SOEKARNOISME DI PEMILU 1999, AKANKAH BISA MENINGKATKAN SUARANYA?: ANALISIS HIPOTESIS

#### Pendahuluan

Pada Pemilu 1999, Indonesia menghadapi salah satu periode paling dinamis dalam sejarah politiknya. Setelah jatuhnya rezim Orde Baru, pemilihan umum ini menjadi ajang pertama di mana partai-partai politik dapat berkompetisi secara lebih bebas dan demokratis. Di antara berbagai partai yang berlaga, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang saat itu dipimpin oleh Budi Hardjono yang waktu itu Bernomor Urut 32, menghadapi tantangan besar untuk meningkatkan suara dan pengaruh politiknya. Salah satu strategi potensial yang bisa diadopsi oleh PDI adalah dengan mengusung ideologi Soekarnoisme, yang berakar pada ajaran dan warisan Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Artikel ini akan menganalisis hipotesis apakah dengan mengusung Soekarnoisme, PDI di bawah pimpinan Budi Hardjono bisa meningkatkan suaranya pada Pemilu 1999.

#### Latar Belakang Sejarah dan Politik

Soekarnoisme, sebagai sebuah ideologi, mengandung elemen-elemen seperti nasionalisme, Sosio-Demokrasi (yang menekankan pada kesejahteraan rakyat kecil), dan anti-imperialisme. Soekarnoisme berakar kuat dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia dan masa awal kemerdekaan, dengan Soekarno sebagai figur sentral yang berhasil menyatukan berbagai elemen bangsa dalam perjuangan melawan kolonialisme.

PDI, sebagai salah satu partai politik tertua di Indonesia, memiliki sejarah panjang yang terkait dengan Soekarnoisme. Namun, sepanjang era Orde Baru, PDI mengalami tekanan dan represi, yang berpuncak pada perpecahan internal dan dominasi oleh fraksi yang lebih disukai pemerintah. Setelah reformasi, PDI berusaha untuk membangun kembali basis dukungannya, salah satunya dengan merujuk kembali pada nilai-nilai Soekarnoisme.

#### Analisis Hipotesis

1. **Dukungan Basis Tradisional**

Mengusung Soekarnoisme dapat memperkuat dukungan dari basis tradisional PDI yang memiliki keterikatan emosional dan ideologis dengan ajaran Soekarno. Basis ini, yang terdiri dari kalangan nasionalis dan marhaen, kemungkinan besar akan merasa terwakili dan termotivasi untuk memberikan dukungan pada PDI.

2. **Resonansi dengan Isu Kontemporer**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun