Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Student Loan: Bukti Merajalelanya Komersialisasi Pendidikan

20 Juni 2024   12:25 Diperbarui: 20 Juni 2024   12:49 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**Student Loan: Bukti Merajalelanya Komersialisasi Pendidikan (Kajian Ideologi Marhaenisme)**

Dalam beberapa dekade terakhir, fenomena pinjaman mahasiswa atau student loan telah menjadi topik yang hangat diperbincangkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sistem ini dirancang untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu secara finansial agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, di balik niat mulia tersebut, terdapat sejumlah masalah yang mencuat dan menggambarkan bagaimana komersialisasi pendidikan semakin merajalela. Dalam artikel ini, kita akan mengkaji fenomena tersebut melalui perspektif ideologi Marhaenisme, sebuah pemikiran yang dipelopori oleh Bung Karno, yang mengedepankan kesejahteraan rakyat kecil dan keadilan sosial.

### Komersialisasi Pendidikan: Sebuah Realitas yang Tak Terbantahkan

Pendidikan, yang seharusnya menjadi hak dasar setiap warga negara, kini semakin tampak seperti komoditas yang diperjualbelikan. Biaya pendidikan yang terus meningkat setiap tahunnya menjadi bukti nyata bahwa akses terhadap pendidikan berkualitas kini semakin sulit dijangkau oleh kalangan ekonomi lemah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), biaya pendidikan di Indonesia meningkat rata-rata 10-15% setiap tahunnya. Kenaikan ini jauh melampaui kenaikan pendapatan rata-rata masyarakat, yang membuat semakin banyak keluarga kesulitan membiayai pendidikan anak-anak mereka tanpa bantuan pinjaman mahasiswa.

### Student Loan: Solusi atau Beban Baru?

Pinjaman mahasiswa seringkali dipromosikan sebagai solusi bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi namun terkendala biaya. Namun, dalam praktiknya, sistem ini justru menjerumuskan banyak mahasiswa ke dalam jeratan utang yang sulit dilunasi. Data dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang mengambil pinjaman pendidikan terus meningkat setiap tahunnya. Sementara itu, tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi juga masih cukup tinggi, menyebabkan banyak lulusan kesulitan untuk segera mendapatkan pekerjaan yang layak dan membayar kembali pinjaman mereka.

### Perspektif Marhaenisme: Pendidikan sebagai Hak Rakyat

Dalam pandangan Marhaenisme, pendidikan adalah hak dasar yang harus dijamin oleh negara. Bung Karno, sebagai penggagas ideologi ini, selalu menekankan pentingnya keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat, terutama kaum Marhaen atau rakyat kecil. Dalam konteks pendidikan, Marhaenisme mengkritik keras segala bentuk komersialisasi yang menjadikan pendidikan sebagai alat eksploitasi ekonomi.

Menurut Marhaenisme, negara harus bertanggung jawab penuh untuk menyediakan pendidikan berkualitas secara gratis atau dengan biaya seminimal mungkin. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang akan membawa kemakmuran dan kemajuan bagi seluruh bangsa, bukan sekadar peluang bisnis yang menguntungkan segelintir pihak.

### Dampak Negatif Student Loan terhadap Mahasiswa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun