Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konsep Islam Serta Marhaenisme dan Relevansinya Terhadap Dampak Industri Budaya Populer

20 Juni 2024   10:41 Diperbarui: 20 Juni 2024   10:52 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   - **Penguatan Akhlaq**: Melalui pendidikan agama dan penguatan nilai-nilai akhlaq, masyarakat dapat lebih kritis dalam menyaring konten budaya populer yang mereka konsumsi.

   - **Pengawasan Konten**: Implementasi syariah dalam regulasi media dapat membantu membatasi penyebaran konten yang merusak moral dan etika.

2. **Marhaenisme**:

   - **Pemberdayaan Ekonomi Rakyat**: Mendorong industri budaya lokal yang memberdayakan masyarakat kecil dan mempertahankan kekayaan budaya lokal.

   - **Penolakan Budaya Konsumerisme**: Mengkampanyekan gaya hidup sederhana dan kolektif sebagai tandingan terhadap budaya konsumerisme yang eksploitatif.

#### Kesimpulan

Konsep Islam dan Marhaenisme menawarkan pandangan dan strategi yang penting dalam menanggapi dampak negatif industri budaya populer. Islam, dengan prinsip-prinsip keadilan, akhlaq, dan syariah, menekankan pentingnya menjaga moralitas dan integritas spiritual di tengah arus globalisasi budaya. Sementara itu, Marhaenisme, dengan fokus pada keadilan sosial, anti-kolonialisme, dan nasionalisme, menawarkan pendekatan yang mendorong perlindungan terhadap identitas dan kepentingan lokal.

Dengan memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip ini, masyarakat dapat lebih bijak dalam menghadapi pengaruh industri budaya populer, sehingga mampu menjaga nilai-nilai luhur dan identitas budaya mereka di tengah dinamika global yang terus berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun