---
Di sudut kota yang tak terlihat,
di lorong-lorong sempit berdebu,
terdengar jeritan tanpa suara,
dari mereka yang terlupakan waktu.
Anak-anak berlari tanpa alas kaki,
mengejar mimpi di jalan berbatu,
di matanya tersimpan harapan,
meski hidup terus menguji.
Para pekerja berpeluh keringat,
di bawah langit yang merajam,
berjuang tanpa kenal lelah,
untuk sesuap nasi yang diidam.
Ibu-ibu di pasar pagi,
menjajakan dagangan dengan sabar,
dengan senyum yang menutup luka,
dari perjuangan hidup yang hambar.
Di sudut kota, ada kisah pilu,
terbungkus dalam hiruk-pikuk malam,
di mana keadilan hanya bayangan,
dan kesejahteraan seolah impian.
Suara-suara dari sudut kota,
terdengar lirih dalam gelap,
menggugat hati nurani yang tuli,
mendesak perubahan yang kian lenyap.
Di tengah gemerlap kota besar,
di mana kemewahan adalah raja,
ada suara-suara tertindas,
yang menunggu telinga mendengar.
Bangunlah dari tidur panjang,
dengar suara dari sudut kota,
mereka adalah cerminan jiwa,
dari bangsa yang mencari cahaya.
Mari kita rengkuh mereka,
dalam pelukan keadilan dan kasih,
jadikan suara dari sudut kota,
nyanyian merdu revolusi sejati.
---
Semoga sajak ini dapat menggugah hati dan menyampaikan pesan kritik sosial dengan mendalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H