Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Marhaenisme dan Green Jobs: Sehaluan atau Berlainan?

18 Juni 2024   08:14 Diperbarui: 18 Juni 2024   08:18 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

**Pendahuluan**

Marhaenisme, sebuah ideologi yang dipelopori oleh Sukarno, menggambarkan aspirasi untuk memberdayakan rakyat jelata, khususnya para petani kecil dan pekerja, agar mandiri secara ekonomi dan politik. Ideologi ini menekankan pentingnya keadilan sosial, kemandirian ekonomi, dan nasionalisme yang inklusif. Di sisi lain, green jobs atau pekerjaan hijau adalah konsep modern yang mengacu pada pekerjaan yang berkontribusi terhadap pelestarian atau pemulihan lingkungan. Pekerjaan ini biasanya mencakup sektor energi terbarukan, pengelolaan limbah, konservasi sumber daya alam, dan teknologi hijau lainnya.

Dalam konteks global saat ini, di mana isu lingkungan semakin mendesak, ada pertanyaan penting: apakah marhaenisme dan green jobs memiliki kesamaan tujuan atau bahkan berpotensi bertentangan? Artikel ini akan mengulas kedua konsep tersebut dan mencoba menemukan titik temu atau perbedaan mendasar antara keduanya.

**Prinsip-Prinsip Marhaenisme**

Marhaenisme didasarkan pada pengalaman Sukarno dengan seorang petani bernama Marhaen yang memiliki lahan dan alat produksi sendiri namun tetap hidup dalam kemiskinan. Dari pengalaman ini, Sukarno menyimpulkan bahwa kemiskinan bukan hanya akibat dari kurangnya alat produksi, tetapi juga disebabkan oleh struktur sosial dan ekonomi yang tidak adil. Beberapa prinsip utama marhaenisme meliputi:

1. **Kemandirian Ekonomi:** Marhaenisme menekankan pentingnya rakyat memiliki alat produksi sendiri untuk memastikan kemandirian ekonomi. Hal ini berkaitan dengan distribusi sumber daya yang adil dan pemberdayaan ekonomi rakyat kecil.

   

2. **Keadilan Sosial:** Ideologi ini berfokus pada penghapusan kesenjangan sosial dan ekonomi. Semua orang harus memiliki kesempatan yang sama untuk sejahtera.

3. **Nasionalisme:** Sukarno menekankan pentingnya nasionalisme yang inklusif, di mana semua warga negara bekerja sama untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan bersama.

**Prinsip-Prinsip Green Jobs**

Green jobs, sebagai konsep yang relatif baru, berkembang dari kebutuhan untuk mengatasi tantangan lingkungan global seperti perubahan iklim, polusi, dan penurunan keanekaragaman hayati. Beberapa prinsip utama dari green jobs meliputi:

1. **Keberlanjutan Lingkungan:** Pekerjaan hijau harus berkontribusi pada pelestarian dan pemulihan lingkungan. Ini termasuk pekerjaan di sektor energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan teknologi ramah lingkungan.

2. **Keberlanjutan Ekonomi:** Green jobs juga harus menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Ini berarti menciptakan lapangan kerja yang layak dan adil.

3. **Keberlanjutan Sosial:** Selain aspek ekonomi dan lingkungan, green jobs harus berkontribusi pada kesejahteraan sosial, termasuk pengurangan kemiskinan dan ketidaksetaraan.

**Sehaluan atau Berlawanan?**

Untuk menentukan apakah marhaenisme dan green jobs sehaluan atau berlawanan, kita perlu melihat bagaimana kedua konsep ini dapat bersinergi atau bertentangan dalam praktik. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan:

1. **Kemandirian Ekonomi vs. Keberlanjutan Ekonomi:** Marhaenisme dan green jobs sama-sama menekankan pentingnya kemandirian dan keberlanjutan ekonomi. Green jobs dapat memberdayakan rakyat kecil dengan menciptakan peluang kerja baru di sektor-sektor yang ramah lingkungan. Misalnya, petani kecil dapat beralih ke praktik pertanian berkelanjutan yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.

2. **Keadilan Sosial vs. Keberlanjutan Sosial:** Kedua konsep ini sejalan dalam tujuan mereka untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara. Pekerjaan hijau, dengan fokus pada pengurangan ketidaksetaraan dan penciptaan lapangan kerja yang layak, dapat membantu mengatasi masalah sosial yang juga menjadi perhatian utama marhaenisme.

3. **Nasionalisme vs. Globalisme:** Di sini mungkin terdapat potensi perbedaan. Marhaenisme, dengan penekanan pada nasionalisme, mungkin mengarahkan fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal dan kemandirian nasional. Di sisi lain, green jobs sering kali dipromosikan dalam konteks globalisme dan kerjasama internasional untuk mengatasi masalah lingkungan global. Namun, ini tidak berarti kedua konsep ini tidak bisa bersinergi. Nasionalisme yang inklusif dalam marhaenisme dapat berarti memanfaatkan teknologi dan kerjasama internasional untuk memberdayakan ekonomi lokal dan mencapai tujuan lingkungan.

**Tantangan dan Peluang**

Tantangan utama dalam mengintegrasikan marhaenisme dan green jobs adalah memastikan bahwa transformasi menuju ekonomi hijau tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi benar-benar memberdayakan rakyat kecil dan mengatasi ketidaksetaraan. Ini membutuhkan kebijakan yang mendukung akses terhadap teknologi hijau, pelatihan keterampilan, dan insentif bagi praktek bisnis yang ramah lingkungan.

Peluang yang ada termasuk menciptakan sinergi antara praktek tradisional yang berkelanjutan dengan teknologi modern. Misalnya, teknik pertanian organik yang telah lama dipraktikkan oleh petani kecil dapat ditingkatkan dengan teknologi baru untuk meningkatkan hasil dan mengurangi dampak lingkungan.

**Kesimpulan**

Marhaenisme dan green jobs, meskipun berasal dari konteks dan era yang berbeda, memiliki banyak kesamaan dalam tujuan mereka untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Keduanya menekankan pentingnya kemandirian ekonomi, keadilan sosial, dan kesejahteraan bersama. Dengan kebijakan yang tepat dan kolaborasi yang efektif, kedua konsep ini dapat bersinergi untuk membentuk masa depan yang lebih hijau dan inklusif.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa marhaenisme dan green jobs tidak berlawanan, tetapi justru dapat saling melengkapi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Tantangannya adalah bagaimana menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kebijakan dan praktik yang konkret sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama rakyat kecil yang menjadi inti dari ideologi marhaenisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun