# Membaktikan Diri untuk Kota Bandung: Bukan Mencari Untung, Tapi Demi Kenyamanan Berlandaskan TRISAKTI Bung Karno
Bandung, yang dikenal sebagai Paris van Java, adalah kota dengan sejuta pesona dan sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan urbanisasi yang pesat, Bandung menghadapi berbagai tantangan yang mengancam kenyamanan dan kesejahteraannya. Dari kemacetan lalu lintas hingga polusi udara, dari kerusakan lingkungan hingga permasalahan sosial, semua ini memerlukan perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, semangat TRISAKTI yang dicetuskan oleh Bung Karno menjadi relevan dan penting untuk diimplementasikan. TRISAKTI, yang terdiri dari berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, bisa menjadi landasan kuat bagi pembangunan Kota Bandung yang lebih baik dan nyaman.
## Berdaulat dalam Politik: Partisipasi Aktif Masyarakat
Untuk mencapai kedaulatan dalam politik, partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan sangat penting. Demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya elit politik. Di Bandung, masyarakat harus diberdayakan untuk ikut serta dalam perencanaan kota dan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.
Forum warga, musyawarah desa, dan lembaga-lembaga partisipatif lainnya bisa menjadi media untuk menyalurkan aspirasi dan kritik membangun dari masyarakat. Dengan begitu, kebijakan yang diambil akan lebih responsif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas pemerintah daerah juga harus ditingkatkan untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil benar-benar demi kepentingan umum, bukan untuk keuntungan segelintir pihak.
## Berdikari dalam Ekonomi: Menggerakkan Ekonomi Lokal
Bandung memiliki potensi ekonomi yang besar, mulai dari sektor pariwisata, industri kreatif, hingga UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Namun, untuk mencapai kemandirian ekonomi, potensi ini harus dikelola dengan baik dan diberdayakan secara optimal. Pemerintah kota perlu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan memberikan dukungan kepada pelaku usaha kecil dan menengah, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Program-program pemberdayaan ekonomi seperti pelatihan keterampilan, akses permodalan, dan pembukaan pasar bagi produk lokal harus ditingkatkan. Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya menguntungkan investor besar, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi tidak hanya terlihat dari angka-angka statistik, tetapi juga dirasakan langsung oleh seluruh warga Bandung.
## Berkepribadian dalam Kebudayaan: Melestarikan Warisan dan Identitas Lokal
Kebudayaan adalah identitas suatu bangsa, dan Bandung memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Dari seni tradisional hingga arsitektur kolonial, dari kuliner khas hingga bahasa Sunda, semua ini adalah aset yang harus dilestarikan. Dalam konteks TRISAKTI, berkepribadian dalam kebudayaan berarti menjaga dan mengembangkan budaya lokal agar tetap hidup dan relevan dalam kehidupan modern.
Pemerintah kota bersama masyarakat harus aktif dalam upaya pelestarian budaya, seperti menggelar festival budaya, mendirikan pusat-pusat kebudayaan, dan memasukkan muatan lokal dalam kurikulum pendidikan. Selain itu, pembangunan infrastruktur kota juga harus mempertimbangkan aspek budaya, dengan menjaga bangunan-bangunan bersejarah dan menciptakan ruang-ruang publik yang mengakomodasi aktivitas budaya.
## Mewujudkan Kota Bandung yang Nyaman
Dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip TRISAKTI, Kota Bandung bisa kembali menjadi kota yang nyaman untuk dihuni. Pemerintah kota harus berkomitmen untuk membangun infrastruktur yang ramah lingkungan, seperti transportasi umum yang efektif, ruang hijau yang cukup, dan sistem pengelolaan sampah yang baik. Selain itu, kebijakan yang diambil harus selalu mengedepankan kepentingan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Komitmen untuk tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi benar-benar membaktikan diri untuk kepentingan bersama, adalah kunci utama. Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Bandung bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Sebagai penutup, mari kita renungkan kembali kata-kata Bung Karno: "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah." Dengan mengingat dan menerapkan semangat TRISAKTI dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya menghormati warisan para pendiri bangsa, tetapi juga berkontribusi nyata bagi masa depan yang lebih baik. Bandung yang nyaman, sejahtera, dan berkepribadian adalah impian kita bersama, dan dengan kerja keras serta komitmen, impian tersebut pasti bisa terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H