Tinggalkan Kezaliman, Menuju Keadilan: Islam dan Marhaenisme
Kezaliman dalam berbagai bentuknya telah lama menjadi bagian dari sejarah manusia. Ketidakadilan sosial, ekonomi, dan politik sering kali muncul dari sistem yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Dalam konteks ini, Islam dan Marhaenisme menawarkan alternatif yang menekankan pada keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Artikel ini akan mengupas bagaimana kedua ideologi ini dapat bekerja sama untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.
 Kezaliman dan Ketidakadilan
Kezaliman bisa berbentuk eksploitasi, penindasan, dan ketidakadilan yang dilakukan oleh individu atau sistem terhadap kelompok lain. Hal ini sering kali terjadi dalam sistem kapitalis yang mendewakan keuntungan di atas segalanya. Ketimpangan ekonomi menjadi semakin tajam, di mana si kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin.
Dalam konteks politik, kezaliman dapat muncul dalam bentuk korupsi, nepotisme, dan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Hal ini menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan sistem yang ada.
 Islam: Pilar Keadilan dan Kesejahteraan
Islam sebagai agama yang komprehensif menawarkan solusi terhadap kezaliman melalui ajarannya yang menekankan pada keadilan dan kesejahteraan sosial. Dalam Al-Quran, banyak ayat yang berbicara tentang pentingnya keadilan. Misalnya, dalam Surah An-Nisa' ayat 58, Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
Islam juga mengajarkan zakat, infak, dan sedekah sebagai mekanisme untuk mengurangi ketimpangan ekonomi. Dengan adanya kewajiban zakat, harta yang dimiliki oleh kaum kaya sebagian dialokasikan untuk membantu kaum miskin. Ini menciptakan redistribusi kekayaan yang lebih adil dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
 Marhaenisme: Suara Rakyat Kecil
Marhaenisme adalah ideologi yang dicetuskan oleh Bung Karno yang fokus pada perjuangan kelas marhaen atau rakyat kecil. Ideologi ini menekankan pada pentingnya kemandirian, keadilan sosial, dan pemerataan kesejahteraan. Dalam pandangan Marhaenisme, pembangunan haruslah inklusif dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, terutama kaum marhaen.
Prinsip utama Marhaenisme adalah membangun ekonomi kerakyatan yang berbasis pada usaha kecil dan menengah. Ini sejalan dengan konsep keadilan sosial dalam Islam yang juga menekankan pada pentingnya membantu yang lemah dan terpinggirkan.
 Sinergi Islam dan Marhaenisme
Menggabungkan nilai-nilai Islam dan Marhaenisme dapat menciptakan sebuah kerangka kerja yang kuat untuk melawan kezaliman dan membangun keadilan sosial. Kedua ideologi ini sama-sama menolak eksploitasi dan penindasan, serta menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan.
1. Keadilan Ekonomi:
Islam melalui zakat, infak, dan sedekah menyediakan mekanisme untuk redistribusi kekayaan, sementara Marhaenisme mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Sinergi ini dapat menciptakan sebuah sistem ekonomi yang lebih adil dan merata.
2. Keadilan Sosial:
Islam mengajarkan pentingnya membantu sesama tanpa memandang status sosial, sedangkan Marhaenisme fokus pada pemberdayaan rakyat kecil. Kombinasi ini dapat menghasilkan kebijakan sosial yang inklusif dan berpihak pada mereka yang terpinggirkan.
3. Keadilan Politik:
Islam menekankan pentingnya amanah dan keadilan dalam pemerintahan, sementara Marhaenisme menekankan partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat menghasilkan sistem politik yang transparan dan akuntabel.
 Tantangan dan Harapan
Tentu saja, mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan Marhaenisme bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah resistensi dari pihak-pihak yang telah lama diuntungkan oleh sistem yang ada. Namun, dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, keadilan sosial dan ekonomi bisa diwujudkan.
Harapannya, dengan meninggalkan kezaliman dan mengadopsi prinsip-prinsip keadilan dari Islam dan Marhaenisme, masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan damai dapat tercipta. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab setiap individu untuk berkontribusi dalam menciptakan keadilan.
 Kesimpulan
Meninggalkan kezaliman dan menuju keadilan adalah cita-cita mulia yang harus diperjuangkan oleh setiap elemen masyarakat. Islam dan Marhaenisme menawarkan kerangka kerja yang kuat untuk mencapai tujuan ini. Dengan menggabungkan nilai-nilai keadilan dari kedua ideologi tersebut, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan inklusif. Perjuangan ini membutuhkan komitmen dan kerja keras, tetapi hasilnya adalah masa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI