Marhaenisme adalah ideologi yang dicetuskan oleh Bung Karno yang fokus pada perjuangan kelas marhaen atau rakyat kecil. Ideologi ini menekankan pada pentingnya kemandirian, keadilan sosial, dan pemerataan kesejahteraan. Dalam pandangan Marhaenisme, pembangunan haruslah inklusif dan melibatkan seluruh elemen masyarakat, terutama kaum marhaen.
Prinsip utama Marhaenisme adalah membangun ekonomi kerakyatan yang berbasis pada usaha kecil dan menengah. Ini sejalan dengan konsep keadilan sosial dalam Islam yang juga menekankan pada pentingnya membantu yang lemah dan terpinggirkan.
 Sinergi Islam dan Marhaenisme
Menggabungkan nilai-nilai Islam dan Marhaenisme dapat menciptakan sebuah kerangka kerja yang kuat untuk melawan kezaliman dan membangun keadilan sosial. Kedua ideologi ini sama-sama menolak eksploitasi dan penindasan, serta menekankan pentingnya pemerataan kesejahteraan.
1. Keadilan Ekonomi:
Islam melalui zakat, infak, dan sedekah menyediakan mekanisme untuk redistribusi kekayaan, sementara Marhaenisme mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis kerakyatan. Sinergi ini dapat menciptakan sebuah sistem ekonomi yang lebih adil dan merata.
2. Keadilan Sosial:
Islam mengajarkan pentingnya membantu sesama tanpa memandang status sosial, sedangkan Marhaenisme fokus pada pemberdayaan rakyat kecil. Kombinasi ini dapat menghasilkan kebijakan sosial yang inklusif dan berpihak pada mereka yang terpinggirkan.
3. Keadilan Politik:
Islam menekankan pentingnya amanah dan keadilan dalam pemerintahan, sementara Marhaenisme menekankan partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat menghasilkan sistem politik yang transparan dan akuntabel.
 Tantangan dan Harapan