Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Politik Dinasti dalam Lensa Marhaenisme

9 Juni 2024   22:33 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:33 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kepahiang.progres.id/berita/mengenal-apa-itu-dinasti-politik-yang-lagi-viral-di-kaitkan-dengan-gibran.html/6?amp=1

**5. Jalan Menuju Perubahan: Perspektif Marhaenis**

Dari perspektif marhaenisme, mengatasi politik dinasti memerlukan beberapa langkah konkret:

**a. Reformasi Politik:** Mendorong reformasi politik yang memastikan sistem pemilihan umum yang adil dan transparan, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses politik.

**b. Pendidikan Politik:** Meningkatkan pendidikan politik di kalangan masyarakat, agar mereka memahami pentingnya meritokrasi dan partisipasi politik yang adil. Pendidikan politik juga harus menekankan nilai-nilai marhaenisme, seperti keadilan sosial dan pemerataan kesempatan.

**c. Pembatasan Masa Jabatan:** Menerapkan pembatasan masa jabatan untuk posisi-posisi tertentu dalam pemerintahan, guna mencegah terjadinya penguasaan kekuasaan oleh satu keluarga dalam jangka waktu yang lama.

**d. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas:** Mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan, dengan memperkuat lembaga-lembaga pengawas yang independen dan efektif.

**Kesimpulan**

Politik dinasti, dalam lensa marhaenisme, merupakan bentuk ketidakadilan yang harus diatasi untuk mewujudkan pemerintahan yang adil dan merata. Dengan mengedepankan prinsip-prinsip marhaenisme seperti keadilan sosial, meritokrasi, dan partisipasi politik yang luas, kita dapat menciptakan sistem politik yang lebih demokratis dan bebas dari praktik-praktik nepotisme dan oligarki. Perjuangan untuk menghapus politik dinasti adalah bagian dari perjuangan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang adil dan makmur, di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun