Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Nyatanya BLT dan Bansos Belum Bisa Menyejahterakan Rakyat

30 Mei 2024   04:58 Diperbarui: 30 Mei 2024   04:58 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

**Pendahuluan**

Sejak lama, program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan berbagai bentuk bantuan sosial (bansos) telah menjadi instrumen utama pemerintah dalam upaya mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, efektivitas program ini sering kali dipertanyakan. Sebagian besar kritik muncul dari berbagai sudut pandang, salah satunya adalah ideologi Marhaenisme yang dicetuskan oleh Soekarno. 

Ideologi ini menekankan pada kesejahteraan rakyat kecil melalui pendekatan yang lebih struktural dan berkelanjutan, berbeda dengan solusi sementara yang ditawarkan oleh program bantuan tunai. Artikel ini akan meninjau bagaimana BLT dan bansos belum mampu menyejahterakan rakyat Indonesia dalam kerangka pemikiran Marhaenisme.

**BLT dan Bansos: Sekilas Pandang**

Program BLT dan bansos dirancang sebagai upaya jangka pendek untuk membantu masyarakat yang paling rentan terhadap gejolak ekonomi. Dalam situasi darurat, seperti krisis ekonomi atau pandemi, bantuan tunai langsung dapat memberikan kelegaan sementara bagi keluarga yang kehilangan pendapatan. Namun, meskipun tujuan jangka pendek ini tercapai, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa bantuan semacam ini tidak cukup untuk membawa perubahan jangka panjang dalam kehidupan penerima bantuan.

Banyak ahli menyebutkan bahwa masalah utama dari program ini adalah sifatnya yang tidak berkelanjutan dan kurang menyasar akar permasalahan kemiskinan. Bantuan yang diterima seringkali habis untuk kebutuhan sehari-hari tanpa memberikan peluang bagi penerima untuk meningkatkan kualitas hidup mereka secara signifikan. Selain itu, masalah distribusi dan transparansi juga menjadi kendala yang mengurangi efektivitas dari program bantuan ini.

**Marhaenisme: Pendekatan Struktural dan Kemandirian**

Marhaenisme, sebagai ideologi yang dikembangkan oleh Soekarno, menekankan pentingnya kemandirian dan keadilan sosial. Menurut Marhaenisme, kesejahteraan rakyat tidak bisa dicapai hanya melalui bantuan temporer, tetapi harus melalui perubahan struktural yang mencakup distribusi sumber daya yang adil, pembangunan ekonomi yang inklusif, dan peningkatan kapasitas individu.

Marhaenisme mengajarkan bahwa rakyat harus memiliki akses yang adil terhadap alat produksi agar mereka bisa mandiri dan tidak bergantung pada bantuan pemerintah. Pendekatan ini memerlukan reformasi agraria, industrialisasi yang berpihak pada rakyat kecil, dan kebijakan yang mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan ekonomi. Dalam konteks ini, program BLT dan bansos tidak cukup karena tidak memberikan solusi yang berkelanjutan untuk memberdayakan rakyat.

**Analisis BLT dan Bansos dalam Kerangka Marhaenisme**

Dari perspektif Marhaenisme, ada beberapa kritikan mendasar terhadap program BLT dan bansos:

1. **Tidak Menyentuh Akar Masalah**: BLT dan bansos hanya mengatasi gejala kemiskinan tanpa menyentuh akar permasalahan seperti ketimpangan distribusi sumber daya, rendahnya akses pendidikan, dan keterbatasan kesempatan kerja yang layak.

2. **Ketergantungan**: Bantuan tunai yang diberikan secara terus-menerus dapat menimbulkan ketergantungan pada pemerintah, mengurangi inisiatif individu untuk mencari solusi mandiri dan berinovasi dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.

3. **Kurangnya Pembangunan Kapasitas**: BLT dan bansos tidak dirancang untuk meningkatkan kapasitas individu atau komunitas dalam jangka panjang. Program ini tidak memberikan pelatihan atau fasilitas yang memungkinkan penerima bantuan untuk keluar dari kemiskinan secara mandiri.

4. **Masalah Distribusi dan Transparansi**: Banyak kasus dimana bantuan tidak sampai ke tangan yang berhak akibat birokrasi yang rumit, korupsi, atau ketidakakuratan data penerima. Hal ini menurunkan efektivitas program dan menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.

**Menuju Solusi yang Berkelanjutan**

Mengadopsi pendekatan Marhaenisme dalam kebijakan kesejahteraan sosial memerlukan pergeseran dari bantuan tunai ke pembangunan yang lebih struktural. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

1. **Reformasi Agraria**: Memberikan kepemilikan lahan kepada petani kecil untuk meningkatkan produktivitas dan kemandirian ekonomi mereka.

2. **Pengembangan Industri Berbasis Rakyat**: Mendorong industrialisasi yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal dan menyediakan lapangan kerja yang layak.

3. **Pendidikan dan Pelatihan**: Investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengakses pekerjaan yang lebih baik.

4. **Akses terhadap Alat Produksi**: Memfasilitasi akses masyarakat terhadap alat produksi seperti teknologi pertanian, mesin industri, dan modal usaha.

**Kesimpulan**

BLT dan bansos telah memberikan bantuan jangka pendek bagi masyarakat miskin, tetapi mereka belum mampu menyejahterakan rakyat dalam jangka panjang. Pendekatan Marhaenisme menekankan pada perubahan struktural dan kemandirian sebagai kunci untuk kesejahteraan yang berkelanjutan. Pemerintah perlu mengadopsi kebijakan yang lebih holistik dan berkelanjutan, yang tidak hanya memberikan bantuan temporer, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk mengatasi kemiskinan secara mandiri. Dengan demikian, tujuan sejati dari kesejahteraan sosial dapat tercapai, dan rakyat kecil dapat hidup dengan lebih sejahtera dan mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun