Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cita-cita Reformasi Mei 1998 Pupus di Tangan Partai-partai Neolib di DPR

21 Mei 2024   10:17 Diperbarui: 22 Mei 2024   10:17 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#### Dampak Terhadap Demokrasi dan Kesejahteraan Rakyat

Dominasi partai-partai borjuis dalam politik Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap demokrasi dan kesejahteraan rakyat. Sistem politik yang didominasi oleh elit borjuis cenderung eksklusif dan tidak representatif, yang pada gilirannya menciptakan ketidakpuasan dan apatisme di kalangan rakyat. Partisipasi politik yang rendah dan rendahnya kepercayaan terhadap institusi demokrasi adalah indikasi dari kegagalan partai-partai politik dalam memenuhi aspirasi rakyat.

1. **Penurunan Partisipasi Politik**: Ketidakpuasan terhadap partai-partai politik yang hanya mementingkan kepentingan elit menyebabkan penurunan partisipasi politik di kalangan masyarakat. Banyak orang merasa bahwa suara mereka tidak akan membawa perubahan nyata, sehingga mereka memilih untuk tidak terlibat dalam proses politik.

2. **Ketimpangan Ekonomi yang Semakin Lebar**: Kebijakan ekonomi yang diambil oleh partai-partai borjuis sering kali hanya menguntungkan segelintir orang kaya dan korporasi besar. Akibatnya, ketimpangan ekonomi semakin melebar, dan kesenjangan sosial semakin terlihat. Rakyat kecil yang seharusnya mendapatkan manfaat dari reformasi justru semakin terpinggirkan.

3. **Krisis Kepercayaan terhadap Institusi Demokrasi**: Maraknya korupsi dan praktik politik yang tidak sehat menyebabkan krisis kepercayaan terhadap institusi demokrasi. Rakyat merasa bahwa sistem politik hanya menguntungkan para politisi dan elit borjuis, sementara kepentingan mereka diabaikan.

#### Mengembalikan Cita-Cita Reformasi

Untuk mengembalikan cita-cita reformasi yang telah mati di tangan partai-partai borjuis, perlu ada langkah-langkah konkret dan keberanian politik yang besar. Reformasi tidak boleh berhenti di tengah jalan; kita harus terus berjuang untuk mewujudkan Indonesia yang demokratis, adil, dan sejahtera.

1. **Penguatan Institusi Antikorupsi**: Lembaga-lembaga antikorupsi seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus diperkuat dan diberi dukungan penuh untuk menjalankan tugasnya tanpa intervensi politik. Hanya dengan memberantas korupsi secara tuntas, kita bisa membangun pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

2. **Reformasi Sistem Pemilu**: Sistem pemilu harus direformasi untuk mengurangi praktik politik uang dan memastikan bahwa wakil-wakil rakyat yang terpilih benar-benar representatif dan memiliki integritas. Salah satu cara adalah dengan menerapkan sistem proporsional tertutup yang lebih mengutamakan program partai daripada individu.

3. **Peningkatan Partisipasi Publik**: Partisipasi publik dalam proses politik harus ditingkatkan. Rakyat harus diberi ruang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang menyangkut nasib mereka. Pendidikan politik juga harus diperkuat agar masyarakat lebih sadar akan hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara.

4. **Kebijakan Ekonomi yang Pro-Rakyat**: Pemerintah harus mengutamakan kebijakan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil. Program-program sosial seperti jaminan kesehatan, pendidikan gratis, dan bantuan untuk usaha kecil menengah harus diperluas dan diperkuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun