Nyambi.
Sudah menjadi kebiasaan dan hal lumrah bahwa ketika seorang wanita atau ibu rumah tangga mengerjakan sesuatu maka dia pasti tidak hanya mengerjakan satu hal. Pasti beberapa hal dikerjakan bersamaan. Dengan tingkat ketelitian dan manajemen waktu yang pas dan menyesuaikan.
Itu menjadi kehebatan kaum hawa, utamanya wanita jawa. Sudah menjadi insting atau keterampilan bahwa seorang Ibu di jawa bisa mendulang anak, sambil momong atau bahkan digendong sambil masak atau mengerjakan hal lain.
Termasuk dalam soal masak, sambil menunggu matang, bisa sambil umbah-umbah, atau membuat makanan ringan.
Kala itu sambil masak kupat Simbokne hadi blenthot sedang membuat kue satu. Sambil mencetak kue satu dirumah depan. Kue satu adalah kue khas lebaran di daerah banyumas. Satu, Sagon, lemet, Utri, karag, Canthir, Lapis, meniran, bakwan.
***
Nah siang itu selain ngodhok kupat dan lepet, dibagian belakang pawon ada satu kendil, ya kendil . adalah alat masak air dari tembaga. Biasanya difungsikan untuk merebus air. Setelah masak akan dimasukan ke termos atau kendi atau teko-teko di meja makan.
Terdengar bunyi air yang menjadi tanda bahwa sebentar lagi akan umeb atau menggelegak. Sebagai tanda bahwa air sudah mendidih. Sebelum mendidih ada bunyi khas. Ra sah dibayangke ya….
Kendil berisi penuh air. Disamping pawon ada wajan besar. Biasanya wajan ini jarang keluar, kalua tidak untuk keperluan membuat masakah banyak. Untuk memasak keperluan makan besar seperti selamatan atau kenduren.
Didalam wajan itu tampak gulungan coklat tua terbagi dalam beberapa potong gulungan. Sebagian masih ada bulu-buli seperti bulu sapi putih kecoklatan. Sebagian lagi tampak coklat tanah….
Membayanglah dalam benak Sardi Blenthot. ....