Mohon tunggu...
Kang Darling
Kang Darling Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Logika Bung Karno untuk Papua

6 Maret 2016   10:33 Diperbarui: 6 Maret 2016   10:56 2481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang sangat menarik untuk disimak -- dan tak pernah diungkap dalam pelajaran2 sejarah -- adalah apa yang dilakukan Bung Karno SETELAH Irian Barat masuk dalam pangkuan Ibu Pertiwi.

Ia tahu persis kekayaan alam Papua. Namun ia tak mau menjamahnya. Apalagi menyerahkannya pada asing untuk mengeruk habis kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.

Tak mau didikte oleh asing, Bung Karno mengatakan, “Go To Hell With Your Aids!!” Ia juga mendengungkan istilah BERDIKARI, Berdiri di Atas Kaki Sendiri. Dalam konteks ini, strategi pembangunan Papua yang dia jalankan sungguh luar biasa.

[caption caption=" "]

[/caption]

3. Logika Berpikir Soekarno

Bung Karno berpikir, apa yang harus dilakukan untuk membangun Papua? Masyarakat di sana tertinggal pendidikannya. Bagaimana bisa membangun jika rakyat Papua kurang pendidikan?

Ooo… berarti harus bikin sekolah untuk mendidik rakyat. Tetapi, bagaimana mau bikin sekolah, jika gurunya saja tidak ada??

Ooo… berarti harus bikin sekolah untuk mendidik guru.

Itulah program pertama Bung Karno untuk pembangunan di Papua. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Membangun karakter bangsa. Agar dapat BERDIKARI, mengelola sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat.

[caption caption=" "]

[/caption]

4. Dirikan IKIP dan Kirim Putera Terbaik

Tanggal 1 Mei 1963 Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 1 tahun 1963, yang melebur FKIP dan IPG menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).

Begitu Irian Barat kembali ke pangkuan, program pertamanya adalah mendidik guru. Tak tanggung2, Bung Karno mengutus salah satu putera terbaik bangsa di bidang pendidikan saat itu, yakni Dekan FKIP Universitas Indonesia, Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun