Yang sangat menarik untuk disimak -- dan tak pernah diungkap dalam pelajaran2 sejarah -- adalah apa yang dilakukan Bung Karno SETELAH Irian Barat masuk dalam pangkuan Ibu Pertiwi.
Ia tahu persis kekayaan alam Papua. Namun ia tak mau menjamahnya. Apalagi menyerahkannya pada asing untuk mengeruk habis kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Tak mau didikte oleh asing, Bung Karno mengatakan, “Go To Hell With Your Aids!!” Ia juga mendengungkan istilah BERDIKARI, Berdiri di Atas Kaki Sendiri. Dalam konteks ini, strategi pembangunan Papua yang dia jalankan sungguh luar biasa.
[caption caption=" "]
3. Logika Berpikir Soekarno
Bung Karno berpikir, apa yang harus dilakukan untuk membangun Papua? Masyarakat di sana tertinggal pendidikannya. Bagaimana bisa membangun jika rakyat Papua kurang pendidikan?
Ooo… berarti harus bikin sekolah untuk mendidik rakyat. Tetapi, bagaimana mau bikin sekolah, jika gurunya saja tidak ada??
Ooo… berarti harus bikin sekolah untuk mendidik guru.
Itulah program pertama Bung Karno untuk pembangunan di Papua. Mencerdaskan kehidupan bangsa. Membangun karakter bangsa. Agar dapat BERDIKARI, mengelola sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat.
[caption caption=" "]
4. Dirikan IKIP dan Kirim Putera Terbaik
Tanggal 1 Mei 1963 Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 1 tahun 1963, yang melebur FKIP dan IPG menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).
Begitu Irian Barat kembali ke pangkuan, program pertamanya adalah mendidik guru. Tak tanggung2, Bung Karno mengutus salah satu putera terbaik bangsa di bidang pendidikan saat itu, yakni Dekan FKIP Universitas Indonesia, Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja.