Trakhir, menjawab rencana adanya riset dari sejumlah kelompok tertentu terkait konflik yang ramai di media sosial ini. Termasuk salah satu teman dari Malang yang WA saya. Saran saya, rencana riset ini jangan diteruskan. Sebaiknya diurungkan saja. Sebab, hal tersebut bisa menimbulkan isu SARA.
Perlu diketahui, Khongco adalah Nabi umat Konghuchu yang diyakini sebagai pembawa wahyu bagi umatnya. Selain itu, juga guru pertama di dunia. Peristiwa yang mengawali kelahiran Tiong Ni, nama kecil Nabi Kongco adalah kemunculan Ki Lin atau naga yang menemui Gan Tin Cai, ibu kandung Tiong Ni yang sembahyang di Bukit Ni, wilayah Santung, Tiongkok Utara. Naga inilah yang kemudian memberi batu kitab Kumala. Setelah sembahyang, Gan Tin Cai hamil dan kemudian melahirkan nabi yang menjadi umat Konghuchu sekaligus guru sepanjang masa.
Jadi, sebelum riset ini diteruskan. Sebaiknya berfikir dua kali. Agar Tuban tetap aman dan tentram. Hidup saling berdampingan. Tidak ada gejolak apa-apa. Karena rasa kopi masih nikmat. Jangan ganggu orang lagi menikmati kopi di sepanjang pantura Jalan RE. Martadinata.
Saya sampaikan ya...: Ini hanya masalah perizinan saja. Hingga saat ini patung Kongco memang belum mengantongi izin. Sehingga, banyak yang mempersoalkan. Ditambah masih ada konflik kepengurusan di internal klenteng yang hingga saat ini belum selesai. Kok tahu? Yo tahu, wong saya pernah mengawal jalannya persidangan di PN Tuban.
Nah yo... sekarang sudah bisa dianalisa toh. Kenapa kok rame? Jadi, sebabnya bukan karena masalah pelecehan terhadap warga muslim di Bumi Wali.
@atok_baiq
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H