Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang dilakukan sangat besar terhadap pengajaran yang memerdekakan murid. Dalam mengambil keputusan tentu harus berpegang teguh kepada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Dengan demikian, setiap keputusan yang diambil akan sangat berdampak bagi kemerdekaan murid. Pengambilan keputusan berkaitan dengan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda mengarahkan kita kepada pembelajaran berdiferensiasi. Setiap potensi yang beragam dimiliki oleh murid harus difasilitasi oleh seorang guru. Ini merupakan tugas dan tantangan seorang guru untuk senantiasa kreatif dalam menyediakan pembelajaran.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Ibarat dokter salah mendiagnosis pasiennya, begitu juga jika guru salah dalam mengidentifikasi kemampuan muridnya. Keduanya akan mempengaruhi perlakuan dan hasil akhir (masa depan) orang lain (pasien/murid). Seorang pemimpin pembelajaran harus mampu mengidentifikasi sejak dini potensi-potensi yang dimiliki oleh murid-muridnya agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Identifikasi kemampuan dapat dilakukan di awal pembelajaran misalnya dengan mengadakan asesmen diagnostik. Setelah mengetahui potensi murid-muridnya, kemudian menentukan seperti apa pembelajaran yang akan disajikan. Pembelajaran tentu harus memfasilitasi semua murid tanpa terkecuali. Karena potensi murid sangat beragam, maka pembelajaran berdiferensiasi merupakan satu pilihan yang saat ini dianggap paling tepat.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Pada modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin ini dipelajari tentang cara kita dalam menghadapi suatu permasalahan terutama kasus yang mengandung dilema etika di dalamnya. Dengan mengetahui 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan, maka kita akan mampu mengidentifikasi sejauh mana efektifitas dari keputusan yang diambil.
Terkait dengan modul-modul sebelumnya, dalam pengambilan keputusan harus berdasarkan pada unsur berpihak pada murid sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara (modul 1.1). Pengambilan keputusan juga dipengaruhi oleh nilai-nilai kebajikan yang diyakini oleh seorang pemimpin (modul 1.2). Pemimpin pembelajaran tentu memiliki cita-cita atau visi terhadap dirinya maupun murid-muridnya, sehingga setiap keputusan yang diambil akan dipengaruhi juga oleh visi yang ingin diraih (modul 1.3). Keputusan yang diambil harus dimaknai dan tercermin dalam perbuatan yang nantinya akan menjadi sebuah kebiasaan baik dan budaya yang positif (modul 1.4).
Setiap pembelajaran harus memenuhi kebutuhan murid yang beragam (modul 2.1), keputusan yang diambil berdampak pada semua murid tanpa terkecuali. Seorang pemimpin perlu untuk mampu mengelola aspek sosial dan emosionalnya (modul 2.2) agar dalam mengambil sebuah keputusan lebih bijaksana. Kemampuan coaching (modul 2.3) merupakan metode dalam menemukan solusi dari sebuah permasalahan, ini sangat mempengaruhi pengambilan sebuah keputusan.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Dilema etika adalah ketika dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama memiliki nilai kebenaran di dalamnya, sedangkan bujukan moral merupakan pilihan antara benar dan salah. Di dalam dilema etika terdapat 4 paradigma pengambilan keputusan yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang. Dari keempat paradigma tersebut, semua memiliki nilai kebenaran, namun salah satunya adalah benar yang paling benar. Setiap keputusan yang diambil akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut, ini tercermin dari 3 prinsip berpikir dalam pengambilan keputusan yaitu berbasis hasil akhir, berbasis peraturan, dan berbasis rasa peduli. Agar keputusan yang diambil merupakan pilihan yang terbaik diantara yang baik, maka perlu dilakukan pengujian melalui 9 langkah, yaitu : mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan; menentukan siapa saja yang terlibat; mengumpulkan fakta-fakta yang relevan; pengujian benar atau salah yang di dalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola; pengujian paradigma benar lawan benar; pinsip pengambilan keputusan; investigasi opsi trilemma; buat keputusan; serta tinjau lagi keputusan anda dan refleksikan.
Hal yang di luar dugaan selama ini adalah bahwa dalam menghadapi persoalan, kita harus melakukan identifikasi dan pengujian sebelum mengambil sebuah keputusan. Ketika berhadapan dengan kasus bujukan moral, maka keputusan yang diambil adalah hal yang benar (meskipun tidak menguntungkan bagi kita). Namun pada kasus dilema etika, ini lebih kompleks karena harus melalui 9 langkah pengujian dalam pengambilan keputusan. Selama ini yang dipahami adalah setiap keputusan akan menguntungkan atau merugikan, dan bermanfaat untuk sebagian atau semua pihak.