Mohon tunggu...
Agus Salim Fajri
Agus Salim Fajri Mohon Tunggu... Guru - Belajar Setiap Saat

Lahir di Desa Kantan Muara, 25 Agustus 1991 *Riwayat Pendidikan: - SDN Kantan Muara 1 - SMPN 3 Pandih Batu - MAN Maliku - Universitas Palangka Raya. *Organisasi yang diikuti: - Pramuka - KNPI - Persaudaraan Setia Hati Terate

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

13 Agustus 2024   03:29 Diperbarui: 13 Agustus 2024   03:32 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pada kegiatan coaching, kita telah diberikan pendampingan oleh fasilitator serta belajar untuk menemukan solusi secara mandiri. Solusi yang dipilih merupakan keputusan yang harus dipertanggung jawabkan dan merupakan pilihan terbaik diantara yang baik serta sama-sama memberi manfaat (win-win solution). Pengujian pengambilan keputusan dapat dilakukan secara runtut melalui 4 paradigma yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang, 3 prinsip prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli, serta 9 langkah di dalamnya yang meliputi:

  • Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan,
  • Menentukan siapa saja yang terlibat,
  • Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan,
  • Pengujian benar atau salah yang di dalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola,
  • Pengujian paradigma benar lawan benar,
  • Prinsip Pengambilan Keputusan,
  • Investigasi Opsi Trilemma,
  • Buat Keputusan, dan
  • Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Dengan melakukan identifikasi dan pengujian keputusan, maka akan diketahui efektifitas dari keputusan yang diambil, sehingga tidak ada lagi rasa cemas atau penyesalan dikemudian hari.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan mengelola dan menyadari aspek sosial dan emosional merupakan salah satu hal terpenting yang harus dimiliki seorang guru. Tidak jarang kita dihadapkan dengan situasi pengambilan keputusan yang terdapat unsur dilema etika di dalamnya. Kepekaan sosial dan emosional akan menumbuhkan rasa empati dan simpati, sehingga dapat menempatkan diri untuk bisa mengenal orang lain. Dengan demikian, kita dapat mengidentifikasi permasalahan secara bijaksana, dan pada akhirnya keputusan yang diambil merupakan pilihan terbaik. Guru yangmemiliki kemampuan baik dalam mengelola aspek sosial dan emosionalnya akan baik pula dalam memilih suatu keputusan.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Ada dua jenis masalah yang dihadapi oleh seorang pendidik dalam pengambilan keputusan. Bujukan moral yang merupakan pilihan antara benar dan salah serta dilema etika yang memiliki pilihan antara benar dan benar. Setiap pendidik tentu meyakini nilai-nilai kebajikan masing-masing, tidak semua sama antara satu dan lainnya. Kecenderungan nilai-nilai yang diyakini oleh seorang pendidik akan menentukan prinsip berpikirnya dalam pengambilan keputusan. Seperti yang sudah dibahas di atas yaitu seorang yang reflektif dan memiliki jiwa sosial tinggi akan menggunakan prinsip berpikir berbasis hasil akhir (Ends Based Thinking); seorang yang jujur dan memiliki komitmen kuat terhadap peraturan akan menggunakan prinsip berpikir berbasis peraturan (Rule Based Thinking); dan seorang yang menjunjung nilai empati, kasih sayang, dan kepedulian akan cenderung menggunakan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking).

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Keputusan yang diambil secara langsung dan tidak langsung akan berdampak pada pembelajaran dan tentu mempengaruhi situasi di sekolah. Setiap keputusan yang kita ambil harus berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, dan bijaksana serta tidak melanggar norma. Dengan demikian kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sehingga pada akhirnya peserta didik mendapatkan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk belajar dengan baik serta dapat mengembangkan kompetensinya.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang dihadapi di lingkungan sekolah dalam pengambilan sebuah keputusan terutama kasus dilema etika adalah bagaimana cara menghasilkan keputusan yang bermanfaat bagi sebagian besar orang di dalamnya. Bahkan jika mampu, keputusan harus bermanfaat bagi semua pihak, tanpa terkecuali. Ini merupakan tantangan yang cukup berat, karena seperti namanya, yaitu "dilema". Berkaitan dengan perubahan paradigma, saat ini setiap pengambilan keputusan akan didasari oleh 4 paradigma, 3 prinsip berpikir, dan 9 langkah di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun