Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Trip

Catatan Perjalanan Meliput ke Jatinangor

6 April 2018   17:33 Diperbarui: 6 April 2018   17:42 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum tidur, kami sempat mengobrol sebentar. Obrolan makin seru, karena kiriman kopi Aceh dari staf guest house. Pukul 2 malam,beberapa sudah masuk kamar dan rebahkan diri di kasur menjemput mimpi. Saya sendiri tak juga bisa tidur. Mungkin karena pengaruh kopi Aceh membuat kantuk tak juga datang.

Menjelang pukul empat pagi kantuk mulai datang. Pukul empat dini hari lewat beberapa menit,saya pun memutuskan masuk kamar dan menarik selimut. Hawa subuh menelusup sampai masuk kamar. Sekitar pukul enam, Rangga staf Humas Kemendagri membangunkan kami.

Dengan malas-malasan saya bangun. Karena kamar mandi masih dipakai, saya menyempatkan untuk menghirup udara pagi. Sangat menyegarkan hawa pagi itu. Dan, pemandangan dari muka guest house sangat menarik mata. Gunung Manglayang terlihat jelas dari teras guest house.

Setelah semua selesai mandi dan ganti pakaian,kami beringsut ke kampus IPDN, hendak meliput acara apel reuni akbar alumni sekolah penghasil pamong tersebut. Rencananya akan digelar upacara yang akan dihadiri para alumni IPDN. Pak Menteri sendiri yang akan memimpin upacara.

Pukul 8 pagi, upacara dimulai. Langit cerah, tanpa awan.hawa pun hangat. Sinar matahari menyiram sempurna sekujur lapangan, tempat upacara digelar di tengah kampus IPDN. Pak Menteri saat jadi inspektur upacara, dalam arahannya sempat menyinggung soal pernyataan ngibul Amien Rais. Dengan tegas Pak menteri mengatakan, apa yang sekarang sedang dan telah dikerjakan Pak Jokowi, bukan program ngibul. Lalu, keluarlah kata-kata Pak menteri yang cukup menohok. Sepertinya ditujukan langsung ke Pak Amien Rais. Kata dia, orang yang mengatakan program Pak Jokowi ngibul, adalah orang yang sedang bermimpi jadi presiden tapi tak kesampaian. Seperti diketahui, Pak Amien sempat maju sebagai calon presiden saat pemilihan presiden tahun 2004. Sayang, berpasangan dengan Siswono Yudhohusodo, Pak Amien gagal jadi presiden alias kalah dalam pemilihan. Yang jadi pemenang ketika itu adalah pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla. Kelak, Pak SBY akan jadi presiden dua periode sebelum akhirnya digantikan Pak Jokowi, bos Pak Tjahjo sekarang.

Di kampus IPDN/dokpri
Di kampus IPDN/dokpri
Pak Menteri juga sempat menyentil pernyataan Prabowo Subianto soal Indonesia akan bubar pada tahun 2030. Menurut Pak Tjahjo, tak pantas seorang pemimpin menyebarkan pesimisme. Justru tugas pemimpin itu membangun optimisme rakyat. " Ada yang mengatakan Indonesia akan bubar pada tahun 2030. Sedih saya," kata Pak Menteri saat jadi inspektur upacara di acara apel reuni akbar alumni IPDN.

Usai upacara saya sempat menyaksikan aksi memukau grup drumband para praja IPDN. Bahkan, ketika di arena IPDN Expo, saya juga sempat menikmati permainan rampak gendang yang dimainkan para praja IPDN. Aksi rampak gendang cukup menghibur.

Selesai acara, kami kembali ke Bandung. Rencananya pulang ke Jakarta naik kereta lagi. Sempat mampir sebentar untuk makan siang di rumah makan Sunda. Menu pepes jamur, tumis genjer tauco, sambal dan pete bakar yang saya pesan cukup memuaskan. Hanya saja layanan lumayan lama. Itu saja minusnya.

Usai makan, dengan perut kenyang kami melanjutkan perjalanan ke stasiun Bandung. Menjelang pukul 14.00, kami tiba di stasiun. Turun dari mobil langsung bergegas masuk ke dalam stasiun. Kereta Parahyangan yang akan kami tumpangi sudah siap di jalur enam. Kali ini, kami naik di gerbong eksekutif, tak lagi di gerbong kelas ekonomi. Tentu ada perbedaan. Kursinya lebih empuk. Ruang kaki juga cukup lapang. Sandaran kursi pun bisa direbahkan. Maka, ketika kereta berangkat, ngobrol sebentar,kantuk sudah menyerbu. Saya pun tertidur. Terbangun, saat kereta tiba di stasiun Bekasi. Kereta berhenti sebentar.

Setelah itu kantuk tak lagi datang. Kereta kembali berhenti di stasiun Jatinegara untuk turunkan penumpang. Setelah penumpang yang turun di Jatinegara semuanya sudah keluar, kereta kembali berderak menuju stasiun Gambir, stasiun pemberhentian terakhir. Magrib telah lewat ketika kereta memasuki stasiun Gambir. Turun dari kereta saya dan yang lainnya bergegas menuju ke kantor Kemendagri dengan jalan kaki. Jarak stasiun Gambir dengan kantor Kemendagri tak begitu jauh. Hanya terpisahkan komplek Monumen Nasional. Jadi, kami memutuskan jalan kaki saja. Ya, sekalian sembari olahraga.

Isya lewat, saat saya tiba di kantor Kemendagri. Setelah itu langsung masuk ke ruang pres room, ruangan yang biasa jadi tempat ngumpul para wartawan. Di ruang press room, ada tiga wartawan yang sedang asyik mengetik berita. Mengetik berita di ruang press room Kemendagri memang menyenangkan. Selain ruangannya yang lega, jaringan wifinya pun cukup kencang. Jadi, setelah selesai menulis berita, bisa buka YouTube. Lihat video favorit. Menjelang pukul 21.00, saya memutuskan berkemas hendak pulang ke rumah. Yang lainnya pun begitu, berniat pulang ke tempatnya masing-masing. Ah, perjalanan yang cukup berkesan. Bekerja cari berita, sembari jalan -jalan. Plus kuliner.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun