Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sembilan Bulan Bekerja, 17 Milyar Disita

21 November 2017   11:25 Diperbarui: 21 November 2017   11:41 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"  Masalahnya warga cuma lapor Ombudsman. Lapor saja ke kita, kelurahan mana, kecamatan mana, siapa oknumnya. Itu kan enak. Mudah-mudahan ombudsman punya pola dan memberikan data. Kemarin waktu ketemu kita saling share data sehingga bisa mencermati,  masalahnya apa. Kok sampai ada pungli," katanya.

Meski begitu kata Tjahjo, banyak juga daerah yang sudah punya sistem bagus dalam mencegah praktek pungli, terutama dalam urusan layanan publik dan pengurusan perizinan. Misalnya pembentukan layanan satu pintu. Menurut Tjahjo itu efektif mencegah pungli.

" Ini negara besar yah, kalau dibilang Singapura bisa, Singapura kan negara kecamatan. Indonesia ini sulit. Itu saja. Kita berusaha ke sana, dengan revolusi mental, menerapkan Satgas Pungli, Satgas Pangan, KPK juga turun ke bawah, TNI, Polri juga sama. Kejaksaan juga," ujarnya.

Namun memang, ada kendala, kata Tjahjo. Indonesia negara besar. Negara kepulauan yang memiliki berbagai kendala. Misalnya geografis. Tentu itu berimbas juga ke biaya. Ke anggaran.

" Ada kendala transportasi, alam wilayah, uang operasi, tadi juga disampaikan bagaimana anggarannya. Tapi semangat muncul. Walau anggaran belum jelas tapi masih banyak yang sudah dilakukan. Termasuk di Kemendagri," ujarnya.

Untuk praktek pungutan liar sendiri, kata Tjahjo, beragam. Ada yang kecil, tapi ada juga yang besar. Namun memang untuk kontek pungli dalam urusan layanan publik atau perizinan belum mengarah kepada mafia.

" Saya kira tidak sampai mafia," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun