Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisah 'Murkanya' Panglima ABRI

6 Oktober 2016   17:30 Diperbarui: 6 Oktober 2016   17:39 3332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karena penasaran Tjahjo pun coba bertanya kepada Faisal Tanjung, apa gerangan yang membuat orang nomor satu di ABRI itu marah-marah. Tapi Faisal justru menghardiknya. " Kamu diam saja," kata Tjahjo menceritakan kembali hardikan Jenderal Faisal.

Akhirnya Tjahjo pun tahu alasan 'murkanya' Faisal Tanjung. Faisal setelah itu menceritakan kenapa ia marah sedemikian hebat. Ternyata kata Tjahjo, Jenderal Faisal marah, karena rombongan mobil Presiden 'terpaksa' berhenti hanya karena ada kereta mau lewat.

Menurut Faisal, tak boleh seperti itu protapnya. Mobil RI-1, harus tetap jadi prioritas utama. Kereta justru yang harus berhenti, sampai Presiden lewat.

" Bagaimana jika kemudian ketika mobil Presiden berhenti diserang. Ditembaki, atau ada penembak gelap," kata Tjahjo mengulang kembali perkataan Faisal yang disampaikanya pada dia.

Karena masih penasaran, Tjahjo mengaku ketika itu ia kembali bertanya. " Waktu di panggil Pak Harto berkata apa?"

Tjahjo pikir, Faisal marah karena disemprot Presiden. Ternyata Pak Harto tak menyemprot Faisal. Hanya Pak Harto perintahkan ajudannya untuk menanyakan kepada Faisal kenapa rombongan berhenti. " Pak Harto, ternyata waktu itu cuma bertanya, ono opo Sal (Faisal)," ujar Tjahjo.

Saya dan Carlos setelah mendengar akhir cerita itu, langsung terbahak. Bupati Nikson juga ikut tergelak. Ternyata hanya kalimat ono opo Sal, yang membuat Jenderal Faisal murka bukan kepalang. Tjahjo juga bercerita, kabar yang ia dengar setelah itu, para penanggungjawab keamanan di Yogyakarta dicopot. Termasuk kepala stasiun Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun